Ibnu Abbas RA adalah salah seorang sahabat Rasullulah SAW yang dijuluki Turjumaanul Qur'an (ahli menerjemahkan Alquran). Dia sangat telaten menjaga dan melayani Rasulullah SAW. Dia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW. Pada usia sembilan tahun Ibnu Abbas telah hafal Alquran dan telah menjadi imam di masjid.

Sejak kecil Ibnu Abbas sudah menunjukkan kecerdasan dan semangatnya menuntut ilmu. Beragam gelar diperoleh. Seperti faqih al-ashr (ahli fikih di masanya), imam al-mufassirin (penghulu ahli tafsir), dan al-bahr (lautan ilmu).

Suatu hari, ia ditanya seorang tabiin (generasi sesudah para sahabat) mengenai kebahagian dunia. Ibnu Abbas menjawab ada tujuh indikator kebahagian dunia. Pertama, hati yang selalu bersyukur. Selalu menerima apa yang diberikan Allah SWT dengan ikhlas. "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman." (QS al-Mu'minun [23]: 1).

Kedua, pasangan hidup yang saleh. Pasangan hidup yang saleh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang saleh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesalehan. Sebaliknya, istri yang salehah akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suami dan anak-anaknya.

Ketiga, anak yang saleh. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seorang anak Adam mati akan terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga perkara; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya." (HR Muslim).

Rasulullah SAW pernah menjawab pertanyaan seorang anak muda yang selalu menggendong ibunya yang uzur. "Ya Rasulullah, apakah aku termasuk berbakti pada orang tua?" Rasulullah SAW menjawab, "Sungguh Allah ridha kepadamu, kamu anak saleh, berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan terbalas olehmu."

Keempat, lingkungan yang kondusif untuk iman kita. (QS at-taubah [9]: 119). Rasulullah SAW juga mengajarkan agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering memberikan nasehati kita. Pentingnya bergaul dengan orang saleh, dapat kembali membangkitkan semangat keimanan.

Kelima, harta yang halal. Dalam Islam kualitas harta adalah yang paling terpenting, bukan kuantitas harta. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam Bab Shadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus, namun sayang makanan, minuman, dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan."

Keenam, semangat memahami agama. Semakin belajar, semakin cinta kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan menghidupkan hatinya.

Ketujuh, umur yang berkah. Semakin tua semakin saleh, yang setiap detiknya diisi amal ibadah. Orang yang mengisi hidupnya untuk kebahagian dunia semata, hari tuanya akan sibuk berangan-angan. Hatinya kecewa bila tidak mampu menikmati yang diangankannya. Orang yang mengisi umurnya dengan amal ibadah, semakin tua semakin rindu bertemu Allah SWT.

(sumber: Republika edisi Rabu, 16 Mei 2012 hal. 01 Oleh Erick Yusuf)

Post a Comment

 
Top