Diriwayatkan dari Athaa' bin Abi Rabaah, Ibnu Abbas berkata kepadanya, "Sukakah aku tunjukkan kepadamu wanita ahli surga?" Jawabku, "Ya." Ibnu Abbas berkata, "Itu wanita yang hitam, ia datang kepada Nabi."

Wanita itu berkata, "Aku sering ayan dan sering terbuka auratku maka doakan kepada Allah untukku." Jawab Nabi, "Jika Anda sabar maka pasti dapat surga, dan jika Anda minta aku doakan sem - buh maka akan aku doakan."

Jawab wanita itu, "Aku akan sabar, tetapi doakan tidak sampai terbuka auratku." Maka, didoakan oleh Nabi. (HR Bukhari, Muslim). Dari kisah tersebut, jelas sakit yang diderita seseorang bukanlah karena Allah benci atau murka.

Ada maksud Allah yang sering kali kita lupakan, yaitu sebagai penghapus (kafarat) dosa-dosa. Syaratnya, kita harus sabar dengan sakit yang diderita sehingga sakit tersebut menjadi penebus dosa dan menghantarkan ke surga.

Hal ini dipertegas sabda Rasulullah dari Abu Said dan Abu Hurairah, "Tiada suatu yang menimpa kepada seorang Muslim berupa lelah atau penyakit, atau kerisauan, kesedihan, atau gangguan hingga duri yang mengenainya melainkan Allah akan menjadikan semua itu sebagai penebus dosanya. (HR Bukhari, Muslim).

Allah memberikan cobaan berupa penyakit, ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta (kemiskinan). Ini ujian tingkat kesabaran dan ketabahan hamba-Nya. Ketika sabar, pahala yang besar didapatkan. Sebaliknya ketika tidak sabar, selalu merintih dan mengeluh, atau bahkan menyalahi takdir-Nya maka jauhlah kita dari rahmat-Nya. Aneh jika ketika Allah berikan kegelisahan dan kepayahan karena sakit, kita menyalahkan Allah.

Namun, ketika Allah menganugerahkan nikmat kesehatan, kebahagiaan, dan kesenangan, kita lupa semua itu merupakan pemberian-Nya sehingga tidak mau bersyukur kepada-Nya. Jika kita sakit maka itu menjadi sarana pengampunan dosa.

Abdullah bin Mas'ud berkata, "Aku masuk ke tempat Rasulullah ketika beliau sakit panas maka aku bertanya, `Ya Rasulullah, panasmu ini sangat keras.' Jawab Nabi, `Benar aku menderita panas seperti yang diderita oleh dua orang dari kalian."

Abdullah berkata lagi, "Yang demikian itu karena engkau mendapat pahala dua kali lipat." Nabi menjawab, "Benar demikian. Tiada seorang Muslim yang menderita gangguan berupa duri atau lebih dari itu melainkan Allah akan menghapuskan dengan gangguan itu dosa-dosanya sebagaimana gugurnya daun yang kering dari dahan pohon." (HR Bukhari, Muslim).

(Sumber: Republika edisi : Kamis, 26 Juni 2014 Hal. 25 Oleh Is Nursamsi)

Post a Comment

 
Top