Peradaban Islam telah bercokol lama di Maroko. Islam masuk di wilayah Afrika Utara itu saat Dinasti Umayyah berkuasa, tepatnya di bawah pimpinan Uqbah bin Nafi'. Berbagai rezim kekuasaan, pernah berkuasa di Maroko dan membangun peradaban selama berabad-abad. 

Terutama, setelah melemahnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Di antara dinasti yang pernah eksis di negara mayoritas Muslim itu, antara lain, Dinasti Idrisiyah atau Idrisid (789-926 M) dan Dinasti al-Mohad (al-Muwahidun) yang berkuasa pada 1121-1141 M. 

Bukti kejayaan Islam masa lampau di Maroko masih bisa dilihat sampai saat ini. Satu dari yang paling terkenal adalah Masjid Qairuwan. Masjid yang terletak di Kota Fez dibangun oleh Fatimah al-Fihri pada 245H/ 859 M dan menjadi cikal bakal Universitas Qairuwan. Ternyata, tak cuma Masjid Qairuwan, Maroko kaya dengan situs-situs bersejarah yang masih terpelihara hingga saat ini:


Taman Menara
Taman yang terletak di perbatasan menuju Pegunungan Atlas ini dibangun pada masa Dinasti Saadi abad ke-16 M dan direnovasi ulang Sultan Abdul Rahman pada 1869 M. Nama Menara diambil dari paviliun yang berdiri di taman tersebut. Bentuknya berupa primadi kecil hijau. Para keluarga sultan menghabiskan waktu mereka di taman ini selama musim panas.


Shama'at Hisan
Bangun yang berfungsi sebagai tempat beribadah ini, termasuk satu dari sekian destinasi sejarah yang paling tersohor di Maroko, letaknya berada di ibu kota negara, Rabat. Masjid ini dibangun atas perintah Ya'qub al-Manshur, penguasa Dinasti al-Mohad pada 593 H (1198 M).
Arsitektur masjid ini bergaya seni tinggi, hingga Unesco mencatatnya sebagai warisan budaya berupa benda pada 1 Juli 1995.


Gerbang Lamrisa
Gerbang yang kokoh dan menawan ini menjadi ikon Kota Sala, Maroko. Bangunan yang difungsikan sebagai pintu masuk menuju permukiman itu dibangun Sultan Dinasti al-Murini, Abu Yusuf Ya'qub bin Abd al-Haq pada rentang waktu 658-668 H/1270-1280 M. Para arsitek dan pekerja seni terlibat dalam pembangunan gerbang ini.

(sumber:Republika, edisi Minggu, 13 Oktober 2014 Hal. 25 Oleh Nashih Nashrullah)

Post a Comment

 
Top