Tak banyak orang yang begitu peduli dengan kondisi hutan di Indonesia. Rulani Indra Gartika Rusadi Wirahaditena atau yang lebih dikenal dengan nama Ully Sigar Rusadi merupakan salah satu dari sedikit masyarakat Indonesia yang sangat getol dan peduli hutan. ''Kalau menyaksikan kondisi hutan kita sekarang ini, kita cuma bisa mengurut dada. Sangat memprihatinkan,'' tandas Ully kepada Republika.

Ibu dari tiga anak; Elsa, Enrico dan Patrik, ini mengaku pertama kali masuk hutan sekitar usia 8-10 tahun. ''Orangtua saya-lah yang pertama kali mengenalkan saya dengan hutan di Sulawesi. Kebetulan waktu itu ayah saya bertugas di Sulawesi sebagai prajurit,'' tandas wanita kelahiran Garut, 4 Januari 1952 ini.

Sejak itulah kakak kandung Paramitha Rusadi ini keluar-masuk hutan. Karena aktivitasnya itu tak sedikit puisi maupun lagu tentang alam yang telah ia ciptakan. Ully masih ingat betul puisi pertama yang diciptakannya yakni 'Hutan Rumah Kita'.

Setelah itu, sekitar tahun 1970-an Ully pun sempat mengeluarkan album bertajuk 'Rimba Gelap'. Saking cintanya terhadap hutan, Ully mengaku belakangan ini ia jarang berada di Jakarta. Ia lebih banyak berada di kawasan gunung Pancar yang lokasinya berada di luar kawasan Baduy.

Di kawasan gunung Pancar itulah ia membikin Kota Wisata Pendidikan Pemuda dan Observasi Alam yang ditekuninya sejak 1996. Ketika ditanyakan mengapa dirinya begitu mencintai hutan, dengan tangkas Ully mengatakan, ''Segala sesuatu yang ada pada diri kita ini sesungguhnya berasal dari hutan. Pakaian, rumah dan bahkan gitar saya ini berasal dari hutan. Bagaimana mungkin kita tak menghormati dan merawat hutan,'' tegasnya. Dan yang lebih penting, ia merasa yakin melalui alam itulah dirinya bisa lebih dekat dengan Sang Pencipta, Allah SWT.

Karena itu, ia tidak segan-segan mengajak putra-putrinya untuk mencintai dan melestarikan alam. ''Untuk lebih mengenal dengan Sang Pencipta, kita harus tahu lebih dulu siapa diri kita. Setelah itu kita mengetahui alam, dengan demikian kecintaan kita terhadap Allah akan semakin tinggi. Bagaimana mungkin akan mencintai Sang Khaliq kalau kita tidak mencintai ciptaanNya. Salah satu ciptaanNya yang paling agung adalah alam lingkungan ini,'' tandas Ully.

Ia mengaku kecintaannya terhadap alam bukanlah sekadar gagah-gagahan atau sok-sokan. Menurut dia, banyak cara untuk bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. ''Saya mengajarkan kepada anak-anak untuk mencintai dan melestarikan alam terutama tumbuh-tumbuhan yang memiliki buah yang sangat penting demi kehidupan manusia.'' Dalam soal pendidikan agama, papar Ully, dirinya sangat konsen.

Karena itu selain melalui alam untuk pendidikan agama, secara sengaja ia mendatangkan guru agama bagi ketiga anaknya. ''Pendidikan agama adalah hal yang paling prinsip dalam hidup kita,'' tegas Ully yang ditinggal wafat suaminya pada tahun 1993. ''Alhamdulillah, semua anak-anak saya getol beribadah, shalat lima waktu. Kedekatan terhadap Sang Pencipta semakin tinggi dengan mengadakan pendekatan melalui alam,'' ujarnya.

Yang menarik, Ully mendapatkan pengalaman yang tidak bisa dilupakan ketika melakukan ibadah umrah akhir 1999. Bersama adik-adik dan rekan kerjanya, Ully menunaikan ibadah umrah. Di hadapan Ka'bah, Ully dengan penuh harap berdoa kepada Allah agar Indonesia segera diselamatkan dari krisis. Ia juga berdoa agar segera diberikan teman hidup setelah ditinggal suami sekian tahun. Doanya terkabul. Begitu usai umrah, tanpa diduga sebelumnya, ia dilamar Hary Tranggono yang kini menjadi suaminya. ''Jadi perkawinan saya yang sekarang ini tak lepas dari 'campur tangan' Yang Maha Kuasa,'' jelas Ully.


(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/11/19/14873-ully-mendekati-tuhan-lewat-alam)

Post a Comment

 
Top