"Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka".
(Q.S. Al Ghasiyyah [88] : 25-26)
Salah satu dari bentuk iman kepada hari kiamat adalah percaya keberadaan hari hisab (perhitungan) dan jaza (pembalasan). Yaitu dengan keyakinan bahwa semua amal perbuatan manusia akan di hisab dan dibalas. Ini semua telah ditunjukkan oleh banyak dalil, baik yang bersumber dari Al-Qur'an, sunnah, dan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin.
Kaum muslimin telah ijma' (sepakat) akan adanya hisab dan pembalasan terhadap semua amal perbuatan. Yang demikian itu sesuai dengan kebijaksanaan Allah `azza wa jalla. Karena Allah telah menurunkan kitab (seperti Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an) mengutus pada rasul-Nya, serta telah mewajibkan bagi manusia untuk senantiasa menerima ajaran yang telah dibawa oleh para rasul Allah itu dan mengerjakan segala apa yang mesti dikerjakan. Dia juga telah mewajibkan untuk memerangi orang-orang yang menentang-Nya dengan menghalalkan darah mereka, keturunan, wanita-wanita dan harta mereka.
Jika tidak ada hisab (perhitungan) dan balasan tentu hal ini akan menjadi sia-sia belaka. Karenanya Allah `azza wa jalla telah memberikan isyarat tentang yang demikian itu dalam kitab-Nya, "Maka Sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus Rasul-rasul kepada mereka dan Sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) Rasul-rasul (Kami). Maka Sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)". (Q.S. Al-A'raf [7] : 6-7)
Dalam persidangan yang Maha Dahsyat itu kelak, semua saksi-saksi akan dihadirkan, semuanya diperintahkan oleh Hakim Yang Maha Bijaksana, Allah `azza wa jalla untuk memberikan kesaksian dengan jujur, mereka tidak bisa ditekan dan dirayu, karena mereka hanya takut kepada Allah `azza wa jalla, yang pada hari itu bertindak sebagai hakim. Hakim juga tidak dapat di sogok, karena Dia Maha Kaya, Maha Sempurna tidak butuh sesuatu apapun dari makhluk-Nya. Ada banyak saksi yang akan dihadirkan dalam persidangan itu kelak. Sebagaimana yang dijelaskan Allah melali Al-Qur'an dan Rasul memlalui sunnahnya, yaitu : penglihatan, pendengaran, lisan, hati, tangan, kaki, kulit dan juga bumi di mana manusia berpijak.
Kesaksian Anggota Tubuh
Semua tubuh akan bersaksi atas amal kita di dunia. Mata akan bersaksi atas apa yang dilihatnya, telinga akan bersaksi atas apa yang telah didengarnya, lisan akan bersaksi apa yang diucapnya dan lain sebagainya. Manusia adalah makhluk Allah yang seringkali membantah perintah-Nya. Manusia dapat berbohong dan membantah saat bersaksi. Akan tetapi, anggota tubuh tidak bisa mengingkari berbagai hal yang telah dilakukannya. Kesaksian anggota tubuh dapat menyangkal semua alasan yang diungkan oleh mulut. Ketika hari perhitungan, mulut kita benar-benar terkunci, sedangkan tangan dan kaki akan bersaksi atas amal yang pernah kita lakukan. Tangan menceritakan segala sesuatu yang pernah dibuatnya. Sementara itu, kaki bercerita tentang berbagai tempat yang telah dikunjunginya.
Allah menjadikan mulut sebagai pembicara dan kaki sebagai saksinya. Hal ini dikarenakan semua perbuatan disandarkan pada tangan. Lidah juga bisa menjadi saksi. Sebenarnya, ketika perhitungan amal, mulut akan dikunci. Mengunci mulut tidak berarti mencegah bicara, tapi hanya menguncinya agar tidak berbicara menurut kehendaknya. Intinya, mulut tetap diperkenankan bersaksi atas segala sesuatu yang pernah dijalaninya. Allah `azza wa jalla berfirman, "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka' dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan". (Q.S. Yasiin [36] : 65)
Demikian halnya dengan kulit, betapa besarnya kuasa Allah `azza wa jalla pada hari itu Dia memberikan izin dan kemampuan kepada kulit manusia untuk berbicara. Memberikan kesaksian kepada manusia utnuk berbicara. Memberikan kesaksian kepada manusia terhadap apa saja yang telah dilakukan sewaktu hidup di dunia. Dan betapa kagetnya manusia kala itu, dia tidak mengira bahwa kulit yang membalut dan menempel pada tubuhnya menjadi saksi atas perbuatannya.
Hal ini ditegaskan melalui firman-Nya, "Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". (Q.S. Fushilat [41] : 19-21)
Syaikh As-Sa'di dalam tafsirnya menjelaskan, "Melalui ayat ini Allah menceritakan keadaan musuh-Nya, yaitu orang-orang yang kafir kepada-Nya mengingkari dan mendustakan ayat-ayat-Nya, memusuhi dan memerangi para rasul-Nya, ketika mereka dibawa dan dikumpulkan di nereka, mereka tidak sanggup menolaknya.
Ketika sampai di nereka, mereka mengingkari segala dosa dan maksiat yang telah mereka kerjakan, pada saat itulah ketida indera mereka berupa pendengaran, penglihatan dan kulit memberikan kesaksian terhadap apa yang sesungguhnya telah mereka perbuat. Setiap anggota badan itu berkata : kamu melakukan ini dan itu, pada hari ini dan itu. Disebutkannya tiga anggota badan ini (dalam ayat ini) karena ketiga inilah yang paling banyak berbuat dosa dan maksiat".
Bumi Menjadi Saksi
Janganlah pernah kita mengira bahwa bumi yang kita injak, bumi yang selama ini kita beraktivitas di atasnya. Dan jangan pula pernah mengira bahwa manusia dapat tersembunyi darinya.
Pada saatnya nanti Allah akan memberikan izin kepada bumi untuk memberikan kesaksian, membongkar semua 'rahasia' manusia yang selama ini tersembunyi dari pandangan dan pengetahuan manusia lainnya. Sebagaimana firman Allah `azza wa jalla, "Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena Sesungguhnya Tuhan mu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya". (Q.S. Az Zalzalah [99] : 4-5)
Dalam surat ini, Allah mengabarkan apa yang terjadi pada hari kiamat di mana saat itu bumi bergoncang begitu dahsyatnya dan meruntuhkan segala yang ada di atasnya. Juga akan diterangkan bagaimanakah setiap amalan baik dan jelek akan menuai balasannya. Syaikh As-Sa'di menerangkan, "Bumi menjadi saksi bagi setiap orang yang telah beramal dahulu di atasnya. Bumi dahulu telah menjadi saksi amalan setiap hamba."
Setiap kebaikan yang dilakukan walau hanya sebesar dzarrah (kecil) akan dibalas, begitu pula yang beramal kejelekan walau kecil akan dibalas. Hanya Allah-lah pemberi taufiq untuk mengingat hari akhir dan memberikan petunjuk untuk beramal shalih. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang senantiasa mengingat bagaimana kedahsyatan hari kiamat kelak dengan selalu taat dan beramal shalih. Wallahu A'lam
(Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.47 Thn.XL, 18 Muharram 1435 H/22 November 2013 M Oleh DR.Darwis Abu Ubaidah)
Post a Comment