Ajang pemilihan presiden (pilpres) merupakan perhelatan besar bangsa ini. Namun kita menyaksikan setiap hari, betapa banyak berseliweran berita-berita, tweet, sms, facebook atau BBM yang isinya menjelek-jelekkan bahkan memfitnah para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Meskipun demikian, sesungguhnya bagi para capres dan cawapres, hal itu tidak selalu berarti jelek. Yang penting ikhlas.

Ikhlas diomongin, ikhlas dijelekkin. Insya Allah, dosa empat orang yang bertarung di ajang pilpres 2014, yakni Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dibersihkan dan diampuni Allah SWT. Yang penting, semua capres dan cawapres tersebut berdoa kepada Allah, "Ya Allah, jadikanlah fitnah dan omongan jelek semua orang tentang diriku sebagai penebus dosaku."

Kalau para capres dan cawapres menyikapi dengan cara yang benar sesuai ajaran Allah SWT, insya Allah pilpres menjadi ajang naik derajat, bukan turun derajat. Bukan ajang pengumpulan dosa, tapi ajang pengumpulan pahala. Dosanya diampuni Allah, dan kebaikan orang-orang yang menjelekkan bahkan memfitnah mereka akan berpindah kepada mereka.

Di sisi lain, bagi rakyat Indonesia, jangan sampai pilpres menjadi ajang pengumpulan dosa nasional. Sesungguhnya ngetweet dan reposting tweet, facebook, sms, dan BBM yang sifatnya ghibah apalagi fitnah merupakan dosa. Hentikanlah!

Jangan jadikan pilpers ajang dosa nasional.

Harusnya pilpers menjadi ajang saling mendoakan. Alangkah indahnya kalau para capres dan cawapres yang bersaing itu saling mendoakan. Betapa indahnya kalau Prabowo Subianto mendoakan kebaikan untuk Joko Widodo, begitu pula sebaliknya.

Masyarakat akan menyaksikan betapa indahnya hal tersebut. Yang kita khawatirkan adalah ada orang-orang di luar sana, orang-orang di luar tim sukses Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang menjadikan rakyat Indonesia ini seperti jangkrik yang diadu satu sama lainnya.

Karena itu, hendaknya semua pihak, khususnya pasangan capres dan cawapres memakai ilmu kalem. Kalau dikata-katain orang, diomongin orang, dijelek-jelekkan, bahkan difitnah, jangan reaktif. Tenang dulu. Berpikirlah jernih. Jangan gampang marah. Apalagi kabar tersebut juga belum tentu benar adanya.

Allah SWT mengingatkan dalam QS 49 (Al-Hujurat) ayat 46, "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya (tabayyun), agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." Wallahu a'lam bish shawab.


(Sumber: Republika edisi : Senin, 23 Juni 2014 Hal. 25 Oleh Yusuf Mansur)

Post a Comment

 
Top