Sebuah musibah membawa hikmah. Pesohor Dina Mariana pernah mengalaminya. Ceritanya, kata dia, saat mengandung anak ketiganya, Elyshia Nashira, Dina diharuskan bedrest (istirahat total). Kala itu usia kandungannya masih muda. Dan kondisi Dina sendiri kurang baik karena sempat pula mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya.

Dina merasa bete karena tak boleh pergi ke mana-mana, termasuk show seperti yang selama ini dilakoninya. ''Yang boleh, cuma makan, naik ke tempat tidur dan di rumah saja. Pokoknya, nggak bisa ngapa-ngapain. Sangat menyebalkan,'' ujar wanita kelahiran Agustus 1965 ini.

Untuk mengurangi rasa jenuh, istri dari Radian Ratulangi Sugandi ini mengambil kesibukan lain, yakni menjahit pakaian. ''Tapi itu jadi bahan tertawaan anak-anak saya yang lain. Mereka tidak pernah melihat mama-nya menjahit,'' papar ibu dari Ezra Mandira (11), Ewaldo Andifo (8) dan Elyshia Nashira (1).

Dina menemukan kesibukan lain selama lima bulan menjalani bedrest. ''Hampir setiap hari saya melakukan shalat sunat, termasuk shalat tahajud. Ngaji juga tidak pernah aku tinggal. Pokoknya, paling sedikit satu halaman Alquran saya bacara setiap hari. Alhamdulillah, selama bedrest, saya khatam Alquran,'' papar Dina bangga.

Lebih lanjut ia mengungkap bahwa kehamilan anak ketiganya berbeda dengan masa hamil anak pertama dan keduanya. Pada kehamilan sebelumnya, ia tak mengalami gangguan. Sedangkan kehamilan ketiga dirasanya sangat berat. ''Bisa jadi, karena yang ada dalam kandungan saya anak perempuan yang memang boleh 'mau'. Badan saya rasanya lemas banget dan sering muntah. Jadi, harus banyak istirahat di rumah.''

Meski awalnya merasa jenuh dan kesal karena tak bisa melakukan kegiatan fisik, setelah banyak ibadah shalat sunat termasuk shalat tahajud dan membaca Alquran, perasaan itu menguap. Diapun merasa lebih tenang. ''Ini mungkin yang disebut, sebuah musibah membawa hikmah dan berkah. Di satu sisi kita kesal karena nggak bisa pergi ke mana-mana, tapi di sisi lain, kita bisa lebih tenang dan tentram karena banyak beribadah,'' papar pelantun lagu anak-anak 'Mari Bergoyang', 'Cicak' dan 'Merantau' ini seraya menambahkan, ''Yang paling menggembirakan, justru saat mengandung anak ketiga ini saya bisa penuh puasa Ramadhan.''

Menyinggung pendidikan ketiga anaknya, Dina yang juga pernah aktif sebagai pengurus KNPI di bidang sosial budaya, secara khusus mendatangkan guru mengaji. ''Alhamdulillah, sejak usia tiga tahun, kedua anak saya dididik belajar Iqro.'' Bagi Dina, pendidikan agama, mutlak harus dimiliki putra-putrinya. ''Pendidikan agama tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mereka harus mendapatkannya sejak usia dini. Apalagi dengan kondisi saat ini,'' ujarnya menjelaskan.

Ia sendiri menuturkan, tak memperoleh bekal agama yang baik saat kecil. Dalam lingkungan keluarganya tak ada tekanan atau anjuran untuk menekuni sebuah ajaran agama. Ayahnya berasal dari keluarga Kristen sedang ibunya berasal dari keluarga Islam fanatik di Gorontalo. ''Waktu SD sampai SMP, saya belajar di sekolah Katolik. Baru SMA, saya belajar sekolah negeri yang banyak siswa beragama Islam,'' ujar bungsu dari enam bersaudara ini menjelaskan.

Dina mengaku, pertama kali melihat orang shalat saat duduk di bangku kelas enam SD. ''Saya merasakan begitu nikmatnya orang yang melakukan shalat. Akhirnya saya mulai belajar dan membeli buku-buku agama. Jadi, saya memang lebih banyak otodidak untuk urusan agama. ''Pengalaman itu diresapinya betul. Ia tak mau ketiga anaknya mengalami apa yang dilaluinya. Karena itu, katanya, ketiga anaknya harus mendapat bekal pendidikan agama sejak dini. ''Itu modal terpenting dalam mengarungi kehidupan di dunia ini,'' jelasnya menambahkan. (Juli 2002)

(sumber:republika.co.id)

Post a Comment

 
Top