Rutinitas seharian bersentuhan dan berkejaran dengan urusan duniawi ternyata tak enak juga. Hal ini dirasa oleh selebritis berambut bagus, Alya Rohali. Meski semua itu berkaitan dengan pekerjaan, Alya mengaku ada sesuatu yang hilang dari dirinya. ''Bagaimana ya, kan memang tidak baik hanya mengerjakan sesuatu yang duniawi saja.

Akibatnya kan hidup kita menjadi tidak seimbang padahal kesimbangan itu kan perlu dalam hidup ini,'' kata Alya beberapa waktu lalu. Ketidakseimbangan itulah yang mendorongnya melakukan umrah pada akhir Juni 2002 lalu. Keputusan pergi ke tanah suci diambilnya setelah beberapa bulan ia getol mempelajari lagi Dienul Islam.

Ia mengaku ghirah keislamannya timbul atas kesadaran sendiri. ''Sekarang saya memang sedang belajar agama dan ingin mendekatkan diri pada yang di atas,'' kata Alya. Jadi jangan heran kalau ini pula yang membuatnya rajin keluar masuk toko buku membeli buku-buku agama. Meski demikian Alya tidak merasa perlu mengundang seorang guru ataupun bergabung dengan kelompok pengajian tertentu.

Selama sembilan hari penuh, Alya ditemani beberapa temannya, menghabiskan waktunya di Tanah Suci. Selama itu pula wajahnya yang biasa nongol di Indosiar (kala itu menjadi host Kuis Siapa Berani) diganti oleh rekannya, Maudy Koesnady, Dian Nitami, dan Debby Sahertian. Ini adalah perjalanan umrahnya yang kedua setelah umrah pertamanya lima tahun silam. Meski demikian, lanjut Alya, perasaan takjub melihat Ka'bah tetap saja membiusnya.

Rasa haru dan ketenangan yang dalam tiba-tiba saja menyusup relung hatinya saat ia berdiri di depan rumah Allah itu. ''Ada ketenangan yang dalam saat kita berdiri di sana,'' kenang pemain sinetron ini.'' Ia mengaku banyak berdoa di sana, terutama untuk orang tua dan keluarganya. Yang pasti, tidak hanya ketenangan yang dibawanya sampai ke Tanah Air. Bagi perempuan Betawi ini, ada banyak manfaat yang bisa diambil dari umrahnya kali ini.

Setidaknya kesabaran dan kesungguhan hatinya diuji di Tanah Suci. Betapa tidak. Saat berangkat, bintang iklan salah satu produk pelangsing tubuh ini sebetulnya sedang berhalangan. Agar tidak terganggu, jauh sebelum keberangkatan Alya sudah mengonsumsi tablet yang dianjurkan dokter. Namun, entah karena apa, cara ini tidak sepenuhnya manjur. Akibatnya berulangkali ia harus mandi besar. ''Wah pokoknya saya dicoba deh di sana (di Tanah Suci-red).

Habis Isya mandi besar, kemudian jam dua dini hari mandi besar lagi, terus mau Subuh mandi besar,'' ungkap Alya sambil membetulkan atasan putihnya yang terangkat seiring gerak tangannya. ''Ya pokoknya harus usaha betul deh,'' lanjutnya. Toh semua itu, aku Alya, tak menganggu kekhusyukannya. Yang jelas seperti harapan tamu Allah lain, Alya berharap umrahnya diterima. Sekarang meski setiap hari harus bergelut dengan pekerjaan Alya mengaku lebih tenang menjalaninya.

(sumber:Republika.co.id Juli 2002)

Post a Comment

 
Top