Manusia pada umumnya rentan melakukan kekeliruan, kesalahan, dan pelanggaran. Kondisi demikian sering kali diakibatkan ketidakmampuan dalam memilih sesuatu yang terbaik buatnya.
Hal tersebut disebabkan keangkuhan, ketidaktahuan, dan ketergesa-gesaan. Semuanya itu sejatinya merupakan kelemahan manusia itu sendiri. Allah SWT menyatakan, "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia itu dijadikan dalam keadaan lemah." (QS An- Nisa, ayat 28).
Manusia pun harus menanggung risikonya di dunia dan di akhirat karena perbuatannya. Namun, perlu diketahui semua dosa dapat diampuni. Manusia diberikan kesempatan untuk "mengatasi" sendiri kelemahannya. Untuk itu, Allah telah memberinya hidayah ke jalan yang lurus, yakni shirath al-mustaqim(QS al-Fatihah ayat 6) atau thariq mustaqim(QS al-Ahqaf ayat 30). Hidayah merupakan hak prerogatif Allah, namun manusia pada prinsipnya sangat dianjurkan lebih proaktif menjemputnya.
Hidayah dalam bahasa Arab memiliki dua arti, yaitu petunjuk (al-irsyad)
dan penjelasan (al-bayan). Maknanya, manusia yang diberi hidayah
adalah manusia yang diberi petunjuk dan diberi pengetahuan tentang jalan
yang lurus itu.
Perwujudannya dibuktikan dengan diturunkannya kitab-kitab Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya.
Allah menjelaskan secara gamblang di antara mereka yang bakal diampuni-Nya itu dalam Alquran surah al-Ahzab, yakni surah ke-33 ayat ke-35. Dalam ayat tersebut dijelaskan, ada 10 (golongan) orang-orang yang dijamin mendapat ampunan-Nya. Siapa mereka itu?
Pertama, laki-laki dan perempuan yang Muslim. Yakni, orang yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya pada lahirnya. Perlu diketahui tidak sedikit keterangan yang menegaskan dengan menganut Islam maka dosa manusia betapa pun banyaknya akan terhapus semuanya.
Kedua, laki-laki dan perempuan yang Mukmin. Yakni, orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.Yang semestinya diimani itu adalah Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, qada dan qadar, serta hari akhir. Perlu kita ketahui iman kepada rukun iman yang enam itu merupakan satu kesatuan yang utuh.
Ketiga, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya. Yakni, orang yang konsisten dalam ketaatannya dalam berbagai situasi dan kondisi. Keempat, laki-laki dan perempuan yang benar. Yakni, orang yang beriman, yang mendirikan shalat, dan seterusnya (QS al- Baqarah ayat 177).
Kelima, laki-laki dan perempuan yang sabar. Yakni, orang yang konsisten dalam kesabarannya. Meliputi sabar dalam kesempitan, sabar dalam penderitaan, dan sabar dalam peperangan (QS al-Baqarah ayat 177).
Keenam, laki-laki dan perempuan yang khusyuk. Yakni, orang yang (berupaya) khusyuk dalam shalatnya selaras dengan kemampuannya. Ketujuh, laki-laki dan perempuan yang bersedekah. Yakni, orang yang konsisten berbagi dengan sesamanya dalam keadaan lapang maupun sempit.
Wallahu a'lam.
(sumber:Republika, edisi Rabu, 3 September 2014 Hal. 24 Oleh Mahmud Yunus)
Post a Comment