Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar perbincangan seputar wanita. Banyak hal yang menjadi perbincangan. Namun, ujung-ujungnya banyak yang menganggap wanita itu manja. Benarkah wanita itu manja? Wanita itu banyak maunya? Apa benar wanita sangat senang bila semua yang mereka minta selalu diperhatikan?

Mari kita mencoba menelisik keseharian kita (suami) dan juga keseharian para wanita (istri). Pernyataan bahwa perempuan atau wanita itu manja, banyak maunya, suka selalu diperhatikan, mungkin ada benarnya. Tapi, bisa juga banyak salahnya. Kok? Ya, benar, karena memang mereka banyak maunya dan kebutuhannya. Tapi, itu bisa salah karena yang cukup banyak minta diperhatikan itu adalah laki-laki, suami. 

Nggak percaya? Coba saja perhatikan diri kita sendiri. Kalau istri saya pulang, beliau nggak nyari saya tuh.
Hehehe.... Tapi, kalau saya pulang, beliau nggak ada, saya yang nyariin. Akhirnya, kebingungan.

Kemudian, kalau istri sakit, biasanya, nggak apa-apa tuh saya tinggalin untuk pergi ceramah. Nah, kalo saya yang sakit, faktanya istri saya nggak ke mana-mana. Dia ada di sisi saya, nungguin saya. Saya yakin, ini juga dialami Anda, pembaca Republika, terutama yang sudah berkeluarga. Lalu, siapa yang butuh perhatian sebenarnya? Suami atau istri? Laki-laki atau perempuan?

Hal lainnya, mari kita perhatikan dengan keadaan kita dan istri kita. Benarkah bahwa mereka (istri atau wanita) itu selalu minta diperhatikan dan banyak maunya? Kalau istri saya digigit nyamuk, lalu merasa gatal karena bekas gigitan nyamuk itu, istri saya semak simal mungkin bisa menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Istri saya mencoba menggaruknya sendiri. Pakai apa ngegaruknya? Ya, bisa dengan tangan sendiri atau menggunakan alat lainnya. Istri saya tak akan mengganggu saya yang sedang mengetik atau hal lain.

Lha, kalau giliran kita yang digigit nyamuk, lalu merasa gatal akibat gigitan nyamuk itu, apakah kita akan menggaruk sendiri atau justru minta bantuan istri atau orang lain? Misalnya, gatalnya di punggung, saya suka panggil beliau untuk minta tolong. "Say... tolong garukin dong, di sini (sambil nunjukin tempat yang gatal di punggung)."

Nah, jika hal-hal kecil seperti itu saja kita sebagai laki-laki, sebagai suami, banyak minta diperhatiin, banyak maunya, maka pantaskah kita membicarakan bahwa yang suka minta diperhatikan itu adalah wanita? Yang manja itu adalah wanita, yang banyak maunya itu wanita?

Sebaliknya, justru kitalah para laki-laki ini yang suka minta diperhatikan, banyak maunya, banyak manjanya.
Hehehe.... Laki-laki kok manja? Nah, jadi sekarang gimana? Benar nggak perempuan itu manja, banyak maunya, senangnya minta diperhatikan?

Para suami, kalo lagi ditagih utang, rata-rata justru istri yang disuruh ngadepin, termasuk saya, hehehe.... Sssttt... rahasia. Saat nggak ada beras, nggak ada makanan, istri yang suka disuruh jalan buat minjem ke mertua atau ngutang di warung. Hehehe... jadi malu saya. Pengalaman soalnya.

Istri, kalo nggak ada bantal, nggak ada masalah tuh. Dia akhirnya tidur aja pake tangan sebagai bantalnya. Kalo suami? Nah, untuk itu, wahai para suami .... biar kata istri dibilang manja, banyak maunya, senang diperhatikan, ya nggak apa-apa, manjain aja.    

(sumber:Republika, edisi Senin, 13 Oktober 2014 Hal. 1 Oleh Ustaz Yusuf Mansur)

Post a Comment

 
Top