Sejarah Islam kaya dengan petualang, tak hanya Ibnu Bathuthah yang menjelajah penjuru dunia pada 1325 M. Lewat karyanya yang berjudul Tuhfah an-Nazhar fi Gharaib al-Amshar wa `Ajaib al-Asfar atau cukup disebut dengan Ar-Rihlah, ia mendokumentasikan kisah perjalanannya ke pelosok dunia tersebut. 

Sebelum Ibnu Bathuthah, terdapat nama-nama petualang Muslim yang lebih dulu menjelajahi dunia. Mereka juga mencatat cerita petualangan mereka ke dalam catatan. Kumpulan catatan itu menjadi referensi penting dalam upaya menguak berbagai kawasan dunia yang belum banyak terungkap, sekaligus berguna untuk kemanusian. Berikut sejumlah kitab yang masih bisa diakses hingga saat ini:

Risalah Ibn Fadlan

Kitab ini ditulis oleh Ibnu Fadlan sebagai dokumentasi perjalanannya selama menuju Rusia atas perintah dari Khalifah Dinasti Abbasiyah, al-Muqtadir Billah, pada 922 M. Ia menghabiskan waktu selama tiga tahun mengelilingi wilayah Rusia. Kitab ini menginspirasi penulisan novel Eaters of The Dead karya Michael Crichton. Pada 1999, novel ini diangkat ke layar lebar dengan judul The 13th Warior yang dibintangi oleh Antonio Banderas.


Nuzhat al-Musytaq

Kitab yang bertajuk lengkap Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq karya al-Idrisi ini disebut sebagai karya cendekiawan Muslim paling monumental. Eksplorasi al-Idrisi pada abad ke-11 yang tertuang dalam Nuzhat ini layaknya ensiklopedi geografi dunia.

Barat mengacu pada kitab ini selama lebih dari 300 tahun untuk misi penjelajahan dunia. Kitab yang ditulis atas permintaan Raja Roger II ini memuat, antara lain, 71 peta karya al-Idrisi, uraian tentang arah sungai, perbukitan, laut, asal sumber Sungai Nil, serta informasi ihwal kota-kota utama dan perbatasan negara.

Kitab yang penulisannya memakan waktu kurang lebih 15 tahun ini memang layak dinobatkan sebagai enskilopedi geografi. Kitab ini memuat antara lain peta bola dunia secara integral. Ia membagi peta ini ke dalam tujuh garis bujur di atas garis khatulistiwa. Pada mukadimah kitabnya.


Rihlat Ibnu Jabir

Kitab yang berjudul lengkap Tadzkirat al-Akhbar `an Ittifaq al-Asfar ini menjadi rujukan penting bagi para cendekiawan Muslim, seperti al- Muqrizi dan Ibnu Bathuthah. Bahkan, dianggap sebagai referensi utama dalam kajian di Barat. Sama seperti kitab-kitab petualang lainnya, karya Ibnu Jabir adalah catatan petualangannya ke sejumlah negara pada 1186 M.

Naskah manuskrip Tadzkirat masih tersimpan baik di Perpustakan Leiden, Belanda, yang ditulis di Makkah sekira 1470 M, terdiri atas 210 halaman. Naskah Arabnya pertama kali diterbitkan di London pada 1852 M atas dedikasi ilmuwan Inggris, William Reit, dan disalin ke berbagai bahasa.
Calestino Schiaparelli menerjemahkannnya ke dalam bahasa Italia dan buku ini beredar luas di Roma pada 1906. Sedangkan naskah terjemahan berbahasa Inggris diupayakan oleh Roland Broadhurst dan beredar luas pada 1952 M.

(sumber:Republika edisi Minggu, 30 November 2014 Hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)

Post a Comment

 
Top