berlindung dari dajjal
Illustrasi Dajjal
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Al-Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)

Fitnah Dajjar termasuk fitnah besar akhir zaman. Bahkan ia merupakan fitnah terbesar semenjak Allah menciptakan Adam. Bagaimana tidak, ia memiliki kemampuan ajaib -sebagian saja- yang menjadi kekhususan bagi Allah `azza wa jalla Ia bisa mengendalikan hujan, mengatur bumi menumbuhkan tanaman, membawa surga yang hakikatnya nereka dan sebaliknya, dan menguasai kekayaan bumi yang melimpah. Karena bahayanya yang sangat, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan umatnya atas fitnah tersebut.

Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdiri di hadapan manusia dengan memuji Allah yang berhak atas pujian tersebut. Kemudian beliau menyebutkan tentang Dajjal, beliau bersabda: "Aku peringatkan kalian terhadapnya. Tidak ada seorang nabi kecuali memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Nuh telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Tetapi Aku akan sampaikan kepada kalian sesuatu yang tak pernah disampaikan oleh Nabi (sebelumku) kepada kaumnya; Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya, dan sesungguhnya Allah tidak buta sebelah matanya." (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan tentang sifat Dajjal, pola kerjanya, dan cara menyelamatkan diri darinya. Sampai-sampai beliau mencontohkan dan memerintahkan agar berlindung dari buruknya fitnah Dajjal di penghujung shalat. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Apabila engkau salah seorang kalian selesai membaca tasyahhud hendaknya ia berlindung kepada Allah dari empat perkara. Beliau membaca: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)

Karenanya, pembicaraan Dajjal harus terus diaktualkan. Diulang, hadits-hadits tentangnya dibahas dan dibacakan. Khususnya di zaman ini, fitnah agama merajalela, banyak penyimpangan, kebenaran di musuhi, sedangkan kesesatan dibela habis. Zaman sekarang sunnah dianggap bid'ah, sedangkan bid'ah dijadikan aturan yang harus diikuti.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa Dajjal termasuk sejenis manusia, anak turunan Adam. Sejumlah hadits memberitakan tentang sifat dan ciri-cirinya sehingga saat Dajjal muncul, orang-orang beriman mengenalinya dan tidak menjadi pengikutnya.

Diperlihatkan bahwa Dajjal adalah seorang laki-laki yang berkulit merah, besar, gemuk, berambut keriting (krebo), mata kanannya buta seperti anggur yang sudah masak (tidak bersinar), mata kirinya ditumbuhi daging tebal, tertulis di jidatnya kata kafir yang bisa dibaca setiap muslim yang pandai baca tulis atau buta huruf.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengabarkan bahwa Dajjal itu mandul sehingga tak punya keturunan. Dia akan muncul dari negeri timur, Khurasan, yang diikuti 70 ribu Yahudi Asfahan yang bersenjata dan mengenakan jubah tak berjahit.

Pertama kali muncul, Dajjal sebagai raja yang diktator dan kejam. Setelah itu ia mengklaim sebagai Nabi. Setelahnya, mengklaim sebagai Tuhan. Pengikutnya dari kalangan juhhal (orang-orang bodoh) dan kalangan awam (rakyat jelata). Sedangkan hamba-hamba shalih dan bertakwa menentangnya.

Fitnah Dajjal merupakan fitnah terbesar sepanjang sejarah umur dunia. Fitnahnya sangat menipu, mempesona dan memukau. Dia datang dengan membawa surga dan neraka; di mana surganya adalah nereka dan nerakanya adalah surga. Ia juga datang bersama sungai yang penuh air dan gunung roti, memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turunlah hujan, memerintahkan bumi menumbuhkan tanaman lalu tumbuhlah tanaman, serta diikuti kekayaan bumi.

Dajjal menjelajahi bumi dan memasuki setiap negerinya dengan kecepatan luar biasa dan dalam waktu yang singkat. Tidak ada satu negeri keculai di datanginya kecuali dua kota suci, Makkah dan Madinah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan kemampuan laur biasa lainnya. Semua ini menjadi ujian dan cobaan dari Allah untuk umat manusia, agar hancur orang yang ragu dan selamat dari orang yang yakin.

Cara berlindung dari Dajjal
Dahsyatnya huru hara dan fitnah Dajjal diatas membuat setiap mukmin khawatir terhadapnya, sehingga mencari jalan agar selamat dari fitnah tersebut. Terlebih, umat akhir zaman seperti kita ini. Di mana kemunculan Dajjal sudah semakin dekat dengan merebaknya fitnah kekufuran, kesyirikan, dan fitnah dien yang menimpa kaum muslimin.

Di samping menyampaikan bahaya fitnah Dajjal, ciri-ciri dan bentuk tubuhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan resep agar selamat dari fitnah Dajjal. Berikut ini beberapa cara yang bisa kita tempuh supaya selamat dari fitnah Dajjal.

Pertama, berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Di antaranya memahami nama-nama Allah yang Maha Indah berikut sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi yang tak bisa disamai seorang pun. Karena Dajjal dari jenis manusia, dia makan dan minum. Sedangkan Allah, suci dari hal itu. Dajjal juga buta sebelah matanya, sedangkan Allah tidaklah buta sebelah matanya.

Kedua, berlindung dari fitnah Dajjal, khususnya saat shalat. Imam Muslim telah mengeluarkan di Shahihnya, dari hadits Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Apabila salah seorang kalian selesai membaca tasyahhud hendaknya ia berlindung kepada  Allah dari empat perkara. Beliau membaca: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)

Ketiga, memahami hadits-hadits yang menjelaskan tentang ciri-ciri Dajjal, waktu dan tempat keluarnya, dan cara selamat darinya. Beberapa kitab juga telah panjang lebar mengupasnya, seperti Al-Nihayah milik Ibnu Katsir, Ithaf al-Jama'ah milik Syaikh al-Tuwaijiri, atau Asyrath al-Sa-ah milik Syaikh al-Wabil, dan selainnya.

Keempat, menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam al-Kahfi sebagai penyelamat dari Dajjal. Sebagian diriwayat beberapa ayat penutupnya. Diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya, dari hadits Abu Darda': Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang hafal 10 ayat dari surat awal Al-Kahfi maka ia akan diselamatkan dari Dajjal." Dalam riwayat lain, "Sepuluh ayat dari akhir Al-Kahfi," (H.R. Muslim)

Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (2/92-93) berkata: sebab semua itu karena di awal-awalnya terdapat beberapa keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka siapa yang mentadabburinya tidak akan terkena fitnah Dajjal. Begitu juga di akhirnya. Firman Allah `azza wa jalla "Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan nereka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir." (Q.S. Al-Kahfi:102)

Kelima, meninggalkan Dajjal dan menjauh darinya. Paling utama adalah tinggal di Makkah dan Madinah, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan Dajjal tidak akan memasuki dua kota suci tersebut. Maka saat seorang muslim mengetahui Dajjal telah keluar, ia menjauh darinya. Karena Dajjal memiliki syubuhat dan kemampuan luar biasa yang Allah biarkan terjadi dengan kedua tangannya sebagai fitnah bagi manusia. Karena pada saat itu ada seseorang yang merasa memiliki iman kokoh, saat ia berjumpa dengan Dajjal, dirinya menjadi pengikut Dajjal.

Imam Abu Dawud dalam Sunannya meriwayatkan hadits dari Imran bin Husain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mendengar ada Dajjal, hendaklah ia bersembunyi darinya. Karena, Demi Allah, ada seseorang mendatanginya dan ia mengira bahwa ia benar-benar beriman lalu ia mengikutinya, karena banyaknya syubuhat (kesamaran) yang menyertainya." (H.R. Muslim, Ahmad, dan Al-Hakim. Syaikh Al-Albani menyahihkannya dalam Shahih Sunan Abi Dawud).

Semoga Allah menyelamatkan kita (kaum muslimin) dari fitnah Dajjal dan menjauhkan kita darinya. Wallahu A'lam.

(Sumber: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.51 Thn.XLI, 26 Shafar 1436 H/ 19 Desember 2014 M Oleh Badrul Tamam, Lc)

Post a Comment

 
Top