Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa : "Ya Allah, berkahilah ummatku di pagi hari" (H.R. Abu Dawud-shahihkan oleh al-Albani)

Pagi adalah awal dari sebuah hari, dalam kebiasaan sebagaian besar orang Indonesia, biasanya pagi diasosiasikan dengan waktu di mana matahari mulai terbit, lain lagi dengan kebudayaan Barat karena menggunakan patokan 12 jam maka pagi sudah dimulai ketika memasuki jam 00.00, sapaan yang digunakan pada saat itu bukan lagi "good night" tapi "good morning", kebiasaan ini pun mulai diikuti oleh sedikit kalangan di Indonesia terutama di media TV dan Radio.

Berbeda dengan dua kebiasaan di atas, perbincangan tentang pagi dalam Islam dimulai ketika munculnya fajar shadiq yang menandakan tibanya waktu shalat shubuh, oleh karenanya berbagai fadhilah tentang keberkahan pagi dimulai ketika memasuki waktu Shubuh bukan ketika matahari terbit.

Di dalam Al-Qur'an, banyak sumpah Allah yang menggunakan waktu, dan salah satu bagian waktu yang sering disebutkan adalah waktu awal dari siang, Allah `azza wa jalla berfirman "wal fajr" (demi waktu fajar), wash shubhi idza asfar (Dan subuh apabila mulai terang), wash shubhi idza tanaffas (Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing), wadh-dhuha (demi waktu dhuha), bagi kita tidak dibolehkan bersumpah dengan makhluk, namun bagi Allah adalah hak-Nya, dan di antaranya keagungan dan pentingnya hal-hal yang dijadikan sumpah tersebut.

Pagi adalah waktu yang diberkahi bagi umat ini, oleh karena  itu,  tidak selayaknya kita menyia-nyiakan waktu itu dengan hanya tidur, larut dalam lamunan dan hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya. Bahkan menurut banyak penelitian modern, banyak keuntungan yang akan didapatkan dengan bangun pagi diantaranya membentuk pola pikir disiplin, memiliki banyak waktu dan meningkatkan produktifitas, dan lain-lain.

Keberkahan Pagi bagi Umat Islam
Mengapa pagi menjadi waktu utama dan penuh keberkahan dalam konsep Islam, banyak hal yang mendasarinya, antara lain:

Pertama, do'a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar umat ini mendapat berkah di pagi harinya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Shakhr bin Wada'ah al-Ghamidi, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Ya Allah berilah berkah untuk umatku pada pagi harinya" (H.R. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani).

Kita akan sangat senang jika ada orang shaleh yang mendo'akan kita, meskipun kita menyadari tidak ada jaminan dikabulkannya do'a, namun keberkahan waktu pagi untuk umat ini yang mendo'akannya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang do'anya pasti dikabulkan (mustajab), marilah kita  gunakan waktu pagi seoptimal  mungkin agar kita mendapat keberkahan dari do'a Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.

Terkait dengan do'a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di atas, dikabarkan juga bahwa Shakhr bin Wada'ah al-Ghamidi ra (sahabat yang menriwayatkan hadits ini) mengamalkan sunnah ini, sebagai pedagang ia mengirimkan dagangannya di awal hari kemudian ia pun menjadi orang kaya dan banyak harta.

Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam kitab al-Adab asy-Syar'iyyah, menyebutkan bahwa suatu saat Abdullah bin Abbas ra, mendapati anak laki-laki nya sedang tidur pada waktu dhuha, maka Ibnu Abbas pun mengatakan : "bangunlah, apakah kau akan tidur pada saat rizki sedang dibagikan? ... hal itu karena baik secara syar'i atau pun menurut kebiasaan bahwa waktu mencari rizki, dan sebagaimana do'a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang disebutkan di atas.

Kedua, memelihara waktu shalat, memelihara dan melaksanakan shalat pada waktunya merupakan salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah `azza wa jalla, di dalam surat Al-Baqarah ayat 238, firman-Nya : "Peliharalah semua shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu".

Dengan bangun pagi dan melaksanakan shalat shubuh, maka seorang hamba akan mendapat rezeki nomplok yang pertama, yakni ia berada dalam jaminan (dzimmah) Allah. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menuntut kalian sesuatu apa pun pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya, pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian dia akan ditelungkupkan pada wajahnya di dalam Neraka." (H.R. Muslim)

Ketiga, Berpagi-pagi dalam membaca Al-Qur'an dan menghafalnya. Al-Qur'an merupakan petunjuk untuk umat manusia, dan Allah `azza wa jalla telah memudahkannya untuk dapat diingat, dibaca dan dihafalkan.

Berpagi-pagi dalam membaca dan menghafalkannya merupakan salah satu cara utama untuk mendapatkan keberkahan Al-Qur'an dan keberkahan pagi secara bersamaan, bahkan di dalam surah al-Isra ayat 78 memberikan kesan terkait pentingnya hubungan antara Al-Qur'an dan waktu fajar sehingga shalat shubuh disebut dengan "Qur'an al-fajr", Allah `azza wa jalla berfirman : "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh (qur'an al-fajr). Sesungguhnya shalat subuh (qur'an al-fajr) itu disaksikan (oleh malaikat)"

Menurut para ulama, bahwa waktu utama melakukan muraja'ah Al-Qur'an adalah pada saat tenang yang sempurna, dan waktu itu adalah waktu sahur sampai awal siang, dari Umar bin al-Khathab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang tertidur sehingga meninggalkan (hizb)nya pada waktu malam atau sebagian darinya, kemudian ia membacanya antara shalat fajar dan shalat dhuhur, maka Allah mencatatnya seakan-akan ia membacanya pada malam hari" (H.R. Muslim)

Keempat, Berpagi-pagi dalam berdzikir kepada Allah, waktu pagi merupakan waktu yang dianjurkan memperbanyak dzikir, hal ini ditunjukkan dengan banyak-banyak dzikir-dzikir dan bacaan do'a pagi hari dan do'a ketika bangun dari tidur yang datang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, terkait keutamaan dzikir diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, berjalan di jalanan Makkah, kemudian beliau melewati gunung Jamdan, beliau bersabda : "jalanlah kalian, inilah Jamdan, telah mendahului al-Mufarridun", kemudian ditanyakan kepada beliau : "Siapakah al-Mufarridun",  Beliau besabda : "mereka adalah orang-orang yang banyak mengingat Allah (berdzikir) dari kalangan laki-laki dan perempuan" (H.R. Muslim)

Bagaimana kita memulai pagi?
Di sebagian besar kota, fenomena pasca waktu shubuh yang kita saksikan adalah kesibukan manusia yang luar biasa, jalanan menjadi macet, penumpang bis dan kereta api berdesak-desakkan, semua orang berlomba untuk mendapatkan rizki, mencari uang dan mencari kesenangan dunia, fenomena ini tidak ada salahnya namun yang menjadi masalah adalah ketika fenomena ini berbanding terbalik dengan keadaan saat bergemanya adzan subuh, jalan-jalan tetap sepi, gang-gang perumahan tetap sunyi, yang mendatangi masjid hanya sedikit orang saja, sebagiannya lagi tetap enggan mendatangi rumah Allah `azza wa jalla untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjamaah.

Fenomena di atas bukanlah yang dimaksudkan dengan bentuk pengamalan sunnah untuk memperoleh keberkahan pada pagi hari, keberkahan itu akan di dapat ketika kita memulainya dengan shalat shubuh, dan menjadikan niat akhirat sebagai hal yang mengisi hati kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa, yang akhirat menjadi obsesinya, maka Allah akan menjadikan kecukupan berada dalam hatinya, dan Allah akan menghimpun urusannya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan dunia itu hina, dan barang siapa obsesinya adalah dunia, Allah menjadikan kemelaratan ada di depan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya, dan dunia tidak datang kecuali yang ditakdirkan untuk dia saja". (H.R. Tirmidzi)

Untuk merubah itu semuanya, ia harus belajar bangun di waktu Shubuh dan memulai harinya dengan ibadah dan mengharap keluasan rahmat dari Allah `azza wa jalla. Wallahu A'lam

(Sumber: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No. 50 Thn.XLI, 19 Shafar 1435 H/ 12 Desember 2014 M Oleh Aan Abdurrahman, MA)

Post a Comment

 
Top