kafir
"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah suadara-saudara syetan dan syetan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (Q.S. Al-Isra [17] : 27)

Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentin (bahasa inggris : Valentine's Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Diantaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami istri, orang tua - anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine's day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.

Padahal dibalik itu semua, hari Valentin memiliki beberapa kerusakan di antaranya: Kerusakan Pertama : Merayakan Valentine Berarti Meniru Orang Kafir.

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca:tayabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (ijma'). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho' Ash Shiroth Al Mustaqim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka." (H.R. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103)

Hadits ini  menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtido, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagain dari mereka." (H.R. Ahmad dan Abu Dawud.

Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman.
Allah `azza wa jalla sendiri telah menyebutkan sifat orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah `azza wa jalla berfirman, "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (Q.S. Al-Furqan [25] : 72)

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri peryaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk 'aib (lihat Iqtido, 1/481).

Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti.

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini. Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? "Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?". Beliau berkata, "Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?" Orang tersebut menjawab, "Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya."

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, "(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas : "Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai". Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
"Valentine" sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa". Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Luperus, tuhan orang Romawi.

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi "To be my valentine (Jadilah valentineku)", berarti sama dengan kita meminta orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini kesyirikan yang besar, menyamakan mahluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah, "Adapun memberi ucapan selamat pada syi'ar-syi'ar kekufuran yang khusus  bagi orang-orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, "Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu", atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal itu bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah.

Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine's Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat berkaitan erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatas-namakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan berhubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Naudzu billah min dzalik. Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah `azza wa jalla berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina. sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan sesuatu yang buruk." (Q.S. Al Isro' [17] : 32).

Kerusakan Keenam : Meniru Perbuatan Syetan
Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam cokelat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarna harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan syetan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah `azza wa jalla, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan." (Q.S. Al Isra' [17] : 26-27).

Itulah sebagaimana kerusakan yang ada di hari valentine, mulai paganisme, kesyirikan, ritual Nashrahni, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine's Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya.

Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan masyarakat.

Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua. Wallahu A'lam.

(Sumber: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.7 Thn.XLII, 23 Rabiul Akhir 1436 H/ 13 Februari 2015 M Oleh M. Abduh Tuasikal, Msc)

Post a Comment

 
Top