Seorang pasien diputuskan harus dilakukan tindakan operasi oleh dokter dan tim medis. Apakah saat dilakukan tindakan operasi itu dokter dan tim medis disebut kejam?
Disebut tidak berperikemanusiaan?

Kok nggak kasihan sama orang itu? Disuntik, dibius, dibelek, dibedah, dipotong, digunting, dijahit. Semua sepakat, itu merupakan tindakan yang sepatutnya justru diambil agar dia selamat.

Dan kiranya, walaupun tentu tidak akan menggambarkan sepenuh kasih sayang Allah dari sisi kesulitan, dari sisi kesusahan, dari berbagai ujian maka semua yang dirasa oleh manusia, itulah juga kasih sayang-Nya. Berasal dari Rahman Rahim-Nya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa rahmat Allah atau yang suka diterjemahkan kasih sayang Allah meliputi segala sesuatu. Hal ini bisa dilihat pada QS al-A'raaf ayat 156 dan Ghaafir ayat 7. Maka, bila saat ini kita mendapatkan azab sekali pun, para mufasir dan ulama sepakat hal itu pun bagian dari kasih sayang Allah.

Berbilang puluhan episode saya diizinkan Allah membahas ar-Rahmaan dan ar-Rahiim di televisi.
Dan, itu tidak kelar-kelar karena terlalu luas. Sehingga, apa yang ada di alam ini, semuanya, juga merupakan kasih sayang Allah.

Matahari, bulan, bintang, awan, pepohonan, lautan, binatang, angin, pasir, debu, semua tanaman, dan apa pun, semua termasuk kasih sayang-Nya. Bahkan, keberadaan semua planet dan galaksi lain juga wujud dari kasih sayang Allah kepada semua makhluk-Nya yang saling berkaitan.

Manusia diberi-Nya akal, pendengaran, penglihatan, rasa, juga merupakan kasih sayang-Nya. Bahkan, saya pernah mengaji kepada Syeih Ratib an Nablusi, ulama Suriah, bahwa amarah manusia, nafsu manusia, sifat- sifat jelek manusia, seperti keserakahan, keinginan untuk memiliki dan menguasai sesuatu, perbuatan jahat-- maaf--sebab saking luasnya rahmat Allah maka hal tersebut juga rahmat Allah.

Tentu perlu pembahasan yang lebih panjang lagi. Karena itu, saya katakan, berbilang puluhan episode saya berbicara di televisi, harian, setiap pagi, tidak selesai-selesai membahas kasih sayang Allah.

Orang-orang beriman akhirnya mengetahui, menyadari, kemudian menikmati apa pun kejadiannya. Apa pun yang terjadi merupakan benar bahwa ia termasuk rahmat Allah. Ketika ia disakiti, dibenci orang lain, dilempar,dan dirugikan oleh orang lain, dan menyadari bahwa semua itu juga bagian dari perbuatan Allah, diketahui Allah, dan diizinkan-Nya sebab sesungguhnya di setiap proses itu semua, tidak ada yang jelek. Apalagi di ending, saat ia kemudian sudah mendapatkan hikmah dari segala kejadian.

(sumber:Republika edisi Senint, 16 Februari 2015 Hal. 1 Oleh Ustaz Yusuf Mansur)

Post a Comment

 
Top