malaikat

Dalam kitab shahih Muslim disebutkan sebuah hadis bahwa tidak ada seorang Muslim pun yang mendoakan saudaranya sesama Muslim ketika saudaranya sedang tidak bersamanya (ghaib), kecuali Allah SWT mengutus malaikat untuk mengikuti orang itu. Dan, setiap kali orang itu berdoa, malaikat yang diutus Allah itu selalu menjawab, "Aamiin! (semoga Allah mengabulkan doamu)", serta berdoa, "Semoga kamu juga mendapat seperti yang kamu doakan untuk saudaramu."

Menurut hadis ini, orang yang mendoakan saudaranya sesama Muslim akan mendapat dua hadiah istimewa dari malaikat. Pertama, apa yang dia doakan untuk saudaranya akan diaminkan oleh malaikat. Maksud diaminkan, yaitu permohonannya didoakan oleh malaikat agar terkabul. Misalnya, saya mendoakan teman, guru, siswa, tetangga, famili, dan saudara-saudara saya sesama Muslim lainnya agar mereka diberi keselamatan di dunia dan akhirat. Maka, malaikat yang diutus Allah akan berdoa agar doa saya itu terkabul.

Sehingga, teman-teman saya, guru-guru, siswa-siswa, tetangga-tetangga saya, famili-famili, dan saudara-saudara saya sesama Muslim lainnya akan mendapat keselamatan di dunia dan akhirat.

Secara lahiriyah tampaknya hanya kita yang berdoa, tapi hakikatnya malaikat juga ikut menguatkan doa kita. Sehingga, kemungkinan terkabulnya doa kita sangat besar.

Kedua, seorang Muslim yang mendoakan saudaranya yang seagama akan didoakan oleh malaikat agar apa yang diminta untuk kebaikan saudaranya itu juga diberikan kepadanya. Jika kita mendoakan saudara-saudara kita agar mereka diberi keselamatan di dunia dan akhirat, malaikat akan berdoa agar kita juga mendapat keselamatan di dunia dan akhirat.

Dan sebagaimana sudah maklum bahwa doa malaikat lebih mudah diijaba oleh Allah daripada doa kita karena malaikat sesuai fitrahnya tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah. Sebaliknya, kita sebagai manusia biasa sangat mudah tergelincir pada kemaksiatan. Sehingga doa kita kadang dikabulkan, kadang tidak dikabulkan, sedangkan doa malaikat pasti dikabulkan.

Di samping itu, hadis tersebut juga mengajarkan kepada kita agar mencintai orang lain sama dengan mencintai diri kita sendiri. Karena dengan mendoakan orang lain sama artinya kita menginginkan kebaikan untuk orang lain.
Sehingga, hati kita tidak mudah tercemari rasa iri, dengki, hasut, dan berbagai penyakit hati lainnya. Hati kita akan merasa bahagia melihat orang lain bahagia. Karena itu merupakan harapan (doa) kita untuk orang tersebut, kita pun akan merasa prihatin ketika orang lain sedang sedih.
Dan bukan sebaliknya, merasa sedih ketika orang lain bahagia, dan merasa bahagia ketika orang lain sedih.

Hadis ini sejatinya ingin menyampaikan kepada kita bahwa mendoakan kebaikan untuk orang lain lebih baik daripada mendoakan kebaikan untuk diri sendiri. Karena mendoakan kebaikan untuk orang lain sama artinya kita meminta kebaikan untuk orang itu dan juga untuk diri kita sendiri. Keistimewaan lainnya, yang mendoakan kebaikan untuk saudara-saudara kita dan juga untuk diri kita bukan hanya kita, melainkan juga malaikat yang diutus langsung oleh Allah, Dzat Yang akan mengabulkan doa kita.

Sedangkan orang yang hanya mendoakan kebaikan untuk dirinya sendiri, kebaikannya hanya untuk dirinya sendiri, dan yang berdoa hanya dirinya sendiri. Dalam artian, doanya relatif kalau ahli ibadah, insya Allah mudah dikabulkan. Kalau ahli maksiat, sulit dikabulkan. "Semoga kita semua mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin!" Wallahu a'lam.

(sumber:Republika edisi Rabu, 8 April 2015 Hal. 25 Oleh Oleh Abdul Syukur)

Post a Comment

 
Top