sasaran dakwah

Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW sangat luas, mencakup semua bidang kehidupan manusia. Tak hanya soal fikih dan ibadah, namun ajaran Islam juga menyangkut kehidupan sosial masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Sasaran dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam pun tak terbatas hanya pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun majelis taklim. Seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah. Mereka membutuhkan pengajaran dan pembinaan yang mampu membimbing langkah maupun pergaulan sehari-hari.

Apalagi, pergaulan di kalangan generasi muda saat ini sudah semakin mengarah pada kehidupan bebas. Hal itupun tak lepas dari rekayasa global maupun pesatnya perkembangan teknologi komunikasi. Dampaknya, tak sedikit generasi muda yang terjerat narkoba maupun menderita penyakit infeksi menular seksual (IMS) maupun HIV AIDS.

Untuk itu, sebagai seorang juru dakwah, harus ada perubahan mindset mengenai materi dakwah maupun metode dakwahnya. Seorang juru dakwah, harus memikirkan cara pengajaran yang lebih responsible. Selama ini, dakwah kerap dilakukan secara monoton, dengan materi dakwah yang hanya berkutat seputar masalah fikih dan ibadah, seperti mengenai shalat, zakat, maupun haji.

Sedangkan masalah sosial, cenderung terabaikan atau belum maksimal disampaikan. Seperti misalnya, masalah pergaulan bebas, narkoba, maupun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh pergaulan bebas.

Tempat dakwah pun lebih banyak dilakukan di masjid dan majelis taklim. Akhirnya, generasi muda maupun orang-orang yang jarang pergi ke masjid maupun majelis taklim, menjadi luput dari dakwah. Padahal, sasaran dakwah haruslah universal. Islam pun dihadirkan Allah sebagai solusi untuk semua masalah, termasuk masalah yang dialami generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun majelis taklim.

Agar tujuan dakwah tercapai, maka juru dakwah harus menjadikan generasi muda yang menjadi sasaran dakwahnya sebagai sahabat maupun kawan. Jangan ada kesan menggurui. Selain itu, mereka juga harus punya trik dan mampu memodifikasi dakwah. Pendekatan kepada sasaran dakwah pun harus secara interaktif.

Tak hanya juru dakwah, setiap orang tua juga mesti memahami perkembangan di bidang informasi dan teknologi. Dengan demikian, mereka bisa memahami pola pikir dan perilaku anak-anaknya. Kemanapun anak melangkah, orang tua mesti mengawasi tanpa harus membatasi keleluasaan sang anak.

(sumber:republika Oleh: Ketua Ikatan Dai Kota Cirebon, Ustadz H Sugino Abdurahman, SpdI)

Post a Comment

 
Top