Hammam, dalam sejarah peradaban Islam pada abad pertengahan, memiliki fungsi vital. Elizabet Williams dalam History of Hammams,
menulis kamar mandi tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat
pemandian, tetapi juga memasyarakatkan hidup sehat dan higienis.
Sebagian masyarakat kala itu juga menggunakan kamar mandi sebagai lokasi
pertemuan untuk bersosialisasi.
Di kawasan Mediterania, kamar
mandi umum memiliki akar sejarah yang kuat dengan teknologi dan konsep
yang cukup brilian. Pengaruh Romawi cukup mewarnai arsitektur pemandian
tersebut. Ini tak terlepas dari dominasi Romawi kala itu mulai dari
Eropa, Afrika Utara, hingga Mediterania Timur.
Konsep pemandian itu terdiri dari ruang penerima tamu. Ruangan yang disebut pula apo dyterium itu mengantarkan pengunjung ke sejumlah ruang utama, yaitu air panas (caldarium), air hangat (tepidarium), dan air dingin (frigidarium).
As-Salamiyah
Pemandian umum di As-Salamiyah memiliki gaya arsitektur yang unik. Sejarawan menduga, konsep dan pembangunannya dimulai di Era Dinasti Ayyubiyah. Dekorasinya memadukan corak Bizantium dan gaya Mediterania.
Letaknya berada di pusat Kota as-Salamiyah, berdekatan langsung dengan Benteng Bizantium. Pemandian ini dilengkapi dengan fasilitas air panas, hangat, dan dingin. Selain sebagai tempat kesehatan, fasilitas umum ini juga digunakan sebagai tempat pertemuan warga. Sayang, akibat perang saudara tak berkesudahan di Suriah, nasib peninggalan bersejarah itu belum diketahui hingga ini.
Al-Basha
"Hamam al-Basha" dibangun pada akhir abad ke-18 oleh Gubernur Acre, Jazzar Pasha. Penamaan semula adalah Hama al-Jadid, lalu diubah ke Hamam al-Basha untuk menghormati el-Jazzar. Konstruksi kamar mandi bergaya Turki ini merupakan bagian dari transformasi Acre selama Periode Ottoman.
Selama sekitar 150 tahun--dari awal Perang Kemerdekaan 1948, Hamam berfungsi sebagai rumah mandi yang aktif. Selain fungsi agama guna memenuhi perintah bersuci sebelum shalat, Hamam juga berfungsi sebagai situs untuk pertemuan sosial, istirahat, hiburan, dan perayaan, termasuk lokasi saling bertukar gosip-gosip baru seputar sosial, politik, dan kekuasaan.
Hammam di Mughal
Sebuah lukisan ditemukan pada 1994 yang menggambarkan desain megah kamar mandi di Era Mughal, India. Struktur asli adalah ruang oktagonal dengan kubah oculus. Kubah itu sendiri telah dihiasi dengan popok-pola grid. Dinding bawah diartikulasikan dengan lengkungan tersembunyi dan dihiasi marmer dengan motif bunga merah dan hijau.
Lantai batu telah didekorasi dengan pola grid dengan mawar pusat dan dekorasi sentral yang menyerupai karpet. Untuk struktur dasar ini, pemilik baru telah menambahkan piano dan bangku di depan jendela. Dalam sebuah ceruk di lengkungan di balik piano adalah kumpulan dari kaca dan batu benda mereka.
(sumber:Republika edisi Minggu, 10 Mei 2015 Hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)
Related Posts
Mozaik : Tiga Masjid Terancam Yahudisasi
Meletusnya konflik berkepanjagan di tanah suci, Yerussalem, Palestina, bermula ketika gerakan Zionis[...]
Mozaik : Kota Bersejarah Suriah Selain Damaskus
Suriah, menurut Muhammad Syafii Anto nio dalam Encyclopedia of Islamic Civi lization, konon menurut [...]
Mozaik : Lembaga Pendidikan Bergengsi di Baghdad
Abad Pertengahan, Baghdad disebut sebagai ibu kota dunia. Kota berjuluk negeri seribu satu malam ini[...]
Mozaik : Tiga Kota Mulia Umat Islam
Kota merupakan lokasi manusia beraktivitas dalam kehidupannya. Dalam ilmu sosial, kota adalah tempat[...]
Mozaik : Tiga Bencana Besar Hancurkan Peradaban
Dalam perjalanan peradaban manusia pernah beberapa kali terjadi peristiwa besar yang hampir memutusk[...]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment