puasa melatih anak

Beberapa hari lagi, bulan suci yang kita rindukan kehadirannya akan tiba. Ramadhan ada lah momentum terbaik untuk pendidikan keluarga, khususnya pendidikan anak. Nu an sa kebersamaan suami, istri, dan anak dalam Ramadhan sungguh sangat terasa, sehingga momentum penuh berkah ini dapat dimaknai sebagai sebuah pendidikan mental, spiritual, dan sosial. Rasulullah SAW selalu membiasa kan bersahur dan berbuka bersama dengan ang gota keluarga dan selalu menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada mereka.

Karena itu, orang tua sangat dianjurkan untuk melatih anak berpuasa sejak dini. Puasa anak tidaklah sia-sia karena meskipun belum mencapai akil baligh, ibadah puasanya tetap dicatat oleh Allah SWT sebagai kebaikan. Latihan berpuasa bagi anak tidak hanya menambah nilai keberkahan bagi keluarga (ayah dan ibunya), tapi dapat menumbuhkan kesadaran dan spirit keberagamaan yang positif bagi masa depannya. Doa anak kecil yang sedang puasa juga sangat di dengar Allah SWT.

Hasil riset Dr Muhammad Mustafa al Samri, Washaya al Aba' fi Shiyam al Abna'(Pesan Orang Tua tentang Puasa Anak) menunjukkan bahwa anak-anak yang berpuasa Ramadhan cenderung mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan mental yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak berpuasa. Selain itu, anak yang berpuasa cenderung lebih mampu mengemban tanggung jawab (amanah) dan lebih cepat dewasa dalam bersikap, berpikir, dan berperilaku.

Puasa bagi anak juga sarat manfaat. Melalui puasa, anak dididik untuk disiplin waktu. Mereka mem biasakan diri bangun lebih pagi, shalat Subuh berjamaah, bertadarus bersama keluarga, dan belajar. Puasa juga mendidik anak untuk berlatih sabar dalam menahan rasa lapar dan dahaga, sabar dalam mengendalikan diri dari ke biasaan "serbaenak", dan kemanjaan-kemanjaan lainnya.

Tentu saja, latihan puasa harus diberikan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan fisik anak. Mula-mula, anak dilatih puasa hingga tengah hari. Artinya, anak diajak makan sahur bersama keluarga dan diperkenankan berbuka pada waktu Zhuhur, kemudian dilanjutkan lagi berpuasa hingga Maghrib. Setelah itu, anak dilatih puasa hingga Ashar, dan akhirnya puasa dari waktu sahur hingga Maghrib.

Yang terpenting dalam pembiasaan ini adalah pengawasan dan motivasi dari orang tua, sehingga tidak mudah tergoda oleh temannya yang kebetulan tidak puasa. Sebagai orang tua, kita harus meyakini bahwa melatih anak berpuasa sejak dini merupakan salah satu strategi pendidikan mental spiritual yang efektif bagi masa depan anak dan bangsa. Marhaban ya Ramadhan.


(sumber:Republika edisi Selasa, 16 Juni 2015 Hal. 21 Oleh Muhbib Abdul Wahab)

Post a Comment

 
Top