Sejarah mencatat, posisi penting Suriah membangun peradaban Islam. Negara ini pernah menjadi poros utama kejayaan Islam. Pada masa Dinasti Umayyah, Damaskus yang kini menjadi ibu kota negara itu adalah ibu kota dinasti yang didirikan oleh Muawiyyah bin Abu Sufyan tersebut.

Suriah juga menjadi negara penting yang dipertahankan oleh Shalahudin al-Ayubi. Pada masa keemasan Nuruddin Zangi, Suriah diposisikan sebagai mercusuar ilmu pengetahuan. Peradaban Islam pun tumbuh subur.

Sejumlah cendekiawan tercatat pernah menggelar majelis ilmu di Suriah dan bersumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Berikut ini sejumlah madrasah yang pernah eksis dan memiliki banyak pelajar di negara yang tengah dilanda perang saudara tak berkesudahan ini:

mengenang madrasah di suriah
Madrasah Ibnu Katsir

Tempat ini merupakan lokasi madrasah atau pengajian yang digelar oleh Ibnu Katsir. Lokasinya berada di Busro yang berdampingan dengan Masjid Mubarak an-Naqah. Konon, di lokasi masjid ini berdiri, unta kendaraan Rasulullah SAW diberkati ketika dalam perjalanan menuju Syam.

Pemilik nama lengkap Abu al-Fida Imad ad-Din Ismail ibn Umar ibn Katsir ini populer lewat sejumlah karyanya di berbagai disiplin ilmu, salah satunya tafsir. Karya tafsirnya yang cukup fenomenal adalah Tafsir al- Qur'an al-Adhim. Tokoh kelahiran Busra, Suriah, pada 1301 M ini mengajar muridnya dengan bersila.

kejayaan madrasah di suriah

Al-Firdaus, Madrasah Perempuan

Sekolah ini didirikan oleh Daifa Khatun, istri Gubernur Alepo al-Zahir Ghazi pada 1235. Lembaga pendidikan yang berlokasi di barat daya Bab al-Maqam, Alepo, Suriah, ini biaya operasionalnya diatur melalui donasi yang dikelola langsung oleh Daifa. Sekolah ini juga membuka kesempatan bagi para perempuan untuk ikut belajar. Al-Firdaus adalah sekolah terbesar dan paling bergengsi ketika itu yang merupakan sumbangsih Dinasti Ayubiyah.

mengenang madrasah suriah

Sekolah Formal Nuruddin Zangi

Madrasah ini didirikan oleh penguasa Suriah, Nuruddin Zangi, pada 1167 M. Letaknya berada tak jauh dari Pasar Khayattin. Sekolah ini dikategorikan sebagai sekolah formal terlengkap pertama yang pernah eksis di Suriah. Bangunannya juga multifungsi. Selain berfungsi sebagai sekolah, juga digunakan sebagai masjid dan makam Nuruddin. Ruang kelasnya berada di tempat terbuka. Berada di sekitar halaman yang berukuran 16,6 meter x 20,6 meter. Alasnya berupa ubin marmer hitam dan putih.

(sumber:Republika edisi Minggu, 13 September 2015 Hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)

Post a Comment

 
Top