harapan nabi

Bulan Dzulhijah tidak bisa dilepaskan dengan kisah kekasih Allah (Khalilullah), Nabi Ibrahim as. Semasa hidupnya, sang nabi mempunyai banyak harapan yang ia tuangkan dalam berbagai lantunan doa. Pertama, harapan untuk dirinya. Nabi Ibrahim sangat berharap dirinya bebas dari kemusyrikan (menyekutukan Allah). "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala." (QS Ibrahim [14]: 35).

Sayyid Quthb dalam tafsirnya berujar: "Do'a ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya hati dari berbagai kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid kepada Allah SWT." Demikian pentingnya iman dalam diri kita sehingga menjadi suatu prinsip (al-dhowabith) bagi seorang Muslim.

Kedua, harapan untuk keluarga. Mulai dari orang tuanya, "Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, `Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan-Tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.' (QS al-An'am [6]: 74). Hingga anak keturunannya, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: `Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: `Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'" (QS al-Shaffat [37]: 100-102). Nabi Ibrahim AS sangat berharap keluarganya, terutama ayahnya, meninggalkan perkara menyekutukan Allah SWT. Meskipun pada akhirnya hidayah Allah yang menentukan.

Ketiga, harapan untuk masyarakat, baik saat itu maupun hingga nanti. Bahkan, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar suatu saat nanti diutus seorang rasul sekalipun ia telah tiada. "Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (Alquran) dan al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS al-Baqarah [2]: 129).

Keempat, harapan untuk bangsa dan negara. Kecintaan Nabi Ibrahim kepada umatnya semakin terlihat saat beliau pun berdoa bukan hanya untuk dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitar, tetapi bangsa dan negaranya beliau doakan. "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." (QS al-Baqarah [2]: 126)

Demikian harapan sang nabi, semakin ia mendekat dan mencintai Allah, bahkan menjadi kekasih Allah, beliau semakin banyak berdoa, berharap semuanya semakin membaik. Mulai dari diri sendiri, keluarga terdekat, masyarakat sekitar hingga bangsa dan negara. Wallahualam.

(sumber:Republika edisi Senin, 5 Oktober 2015 Hal. 1 Oleh Hiznu Sobar)

Post a Comment

 
Top