hikmah ujian hidup

Manusia tidak bisa lepas dari ujian dalam kehidupannya sehari-hari. Setiap diri pasti mengalami ujian, ringan maupun berat. Semakin tinggi derajat keimanan seseorang, ujian yang Allah berikan pasti semakin berat. Semakin lemah keimanan seseorang, ujian pun semakin ringan, maka tak heran jika para anbiya adalah mereka yang paling berat ujiannya.

Ujian tidak hanya dialamatkan kepada individu, tetapi juga kepada keluarga, masyarakat, golongan, bahkan kepada umat. Namun sayang, tak sedikit orang yang gagal dalam menghadapi "hujan" ujian yang datang bertubi-tubi.

Bermacam-macam bentuk ujian yang Allah berikan, bisa berupa dipecat dari pekerjaan, anak meninggal, sakit yang berkepanjangan, dan lain-lain. Bahkan, ujian kadang datang pada kesempatan yang genting, seperti saat dipecat dari pekerjaan bersamaan mendadak anak sakit keras dan harus segera dirawat di rumah sakit.

Sering kita mendengar ada orang bunuh diri karena tidak mampu menahan impitan kehidupan yang begitu dahsyat. Bahkan, tidak sedikit pula yang mengalami krisis kepercayaan dan keyakinan kepada Allah. Mereka menggangap semua ujian itu wujud dari ketidakadilan Allah terhadap diri mereka.

Tak jarang pula mereka membandingkan teman yang jahat dan curang dalam usaha, tetapi bisnisnya terus maju, sedangkan dirinya yang jujur malah dipecat dari pekerjaan dengan tuduhan yang menyakitkan.

Allah SWT berfirman, "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, `Kami telah beriman, dan mereka tidak diuji'," (QS [29]: 2). Orang yang beriman memandang ujian kehidupan sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang Allah dalam bentuk lain kepada dirinya. Tidak tebersit dalam hati dan pikirannya sangkaan jelek kepada Allah. Apalagi, yang dapat menggerus keyakinan dan keimanannya karena dia yakin bahwa Allah punya rencana indah terhadap dirinya.

Berdasarkan firman Allah di atas, jelas ujian bagi orang yang beriman sudah dikemas "satu paket", tinggal bagaimana pola pikir dan pola sikap tetap selaras dengan cara pandangan Islam, tidak boleh menyimpang dari koridor yang telah ditentukan, serta tetap tegar dan yakin bahwa ujian pasti berlalu.

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS [94]: 5-6). Firman Allah ini menjadi motivasi bagi kita agar selalu meyakini bahwa kesulitan atau ujian hidup dan bentuknya selalu dibarengi dan diakhiri dengan kemudahan dan keindahan.

Sebaliknya, orang yang lemah imannya, ketika ujian hidup datang, mereka tak punya pegangan yang kokoh, galau, dan frustrasi menjadi irama hidup dalam keseharian. Dunia terasa sempit. Masa depan terlihat suram. Tak ada cahaya yang menerangi langkahnya, maka tak heran bila minuman keras, narkoba, dan obat adiktif menjadi tempat pelarian dan mereka menyangka masalah akan selesai dengan mengonsumsi barang terlarang tersebut. Semua hanya menawarkan kesenangan sesaat, kesenangan yang dibungkus dengan khayalan yang menghancurkan dirinya dan masa depannya, kesenangan yang memorak-porandakan rumah tangga dan masa depan keturunannya.

Makna ujian hidup menjadikan kita lebih bijak dan tegar, menjadikan kita lebih memahami arti sebuah kehidupan, dan semakin mendekatkan kita kepada Allah. Dengan ujian, kita semakin paham betapa di balik ujian itu bertabur hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik. Wallahu a'lam.

Oleh Sarbini Abdul Murad)

Post a Comment

 
Top