Amal Yaumiyah
Hidup di dunia ini sungguh sekejap saja. Sementara, kesempatan mengumpulkan bekal teramat sebentar. Kita akan hidup selama-lamanya, tidak akan ada akhir lagi, yaitu kelak nanti di akhirat. Dan, hamba Allah yang beriman pasti akan menyibukkan diri dengan amal ketaatan supaya di kehidupan nanti mendapatkan kebahagiaan yang sempurna.
Salah satu amal ketaatan seorang hamba itu adalah bersemangat dalam menghidupkan ihyaaus sunnah. Tiada waktu, hari, jam, menit, detik berlalu kecuali bernilai ibadah, amal saleh, manfaat, dan mencari perbekalan terbaik di akhirat. Karena itulah, ia hidupkan sunah harian Rasulullah SAW.
Gambaran indah amal yaumiyah (amal sunah harian Nabi SAW) adalah bermula ketika hendak tidur. Ia pasti akan tidur lebih awal karena kerinduannya bangun di tengah malam. Saat terjaga, ia bersegera membangunkan keluarga dan sahabatnya untuk menikmati indahnya shalat malam.
Pencinta amal yaumiyah Nabi SAW pasti tidak akan pernah beranjak dari Tahajud kecuali setelah membaca istighfar dengan bilangan yang banyak, dilanjutkan tadabur Alquran. Lalu, dengan hati gembira, ia melangkah dengan kaki diayun untuk berjamaah Subuh di masjid. Kemudian, ia biasakan tidak keluar dari masjid kecuali ikut kajian ilmu dan zikir hingga waktu shalat sunah Isyraq.
Dan, pagi pun menjelang. Ia tidak akan keluar rumah untuk ikhtiar yang halal kecuali diiringi doa, pamit kepada keluarga dengan ciuman, lambaian salam dan terjaga selalu wudhunya. Hatinya pun selalu terpaut zikir kepada Allah SWT.
Dalam beraktvitas selalu dengan belas kasih, rendah hati, murah senyum, ringan tangan, penebar salam dan salaman, bersih-wangi bersahaja dengan sesederhana mungkin penampilannya. Hal ini terbaca dari isyarat mata, tubuh, dan penampilannya yang tidak sombong.
Bicaranya santun dan selalu berbaik sangka pada setiap takdir-Nya, jauh dari sifat dengki. Tiba waktu Zhuhur atau Ashar, maka shalatnya pasti tepat waktu dan berjamaah. Ia tidak sungkan untuk memulai dan mendatangi serta menjulurkan tangan silaturahim. Diam-diam hatinya berdoa untuk keluarganya, negerinya, saudara-saudaranya yang tertindas, seperti di Palestina, Afghanistan, Irak, Suriah, Mesir, Yaman, Rohingya.
Bahkan, terhadap mereka yang berbeda keyakinan, doa pun dipanjatkannya agar Allah SWT memberi hidayah. Kepada siapa pun yang dijumpai, ia selalu ingatkan tentang dahsyatnya kehidupan akhirat tanpa merasa dirinya paling suci. Dan, puncaknya bermuhasabah diri, sama sekali tidak tertarik membahas, apalagi mencari aib saudaranya.
Inilah amal ringan, tapi padat penuh makna. Orang beriman akan menjadikan tiada waktu yang sia-sia. Fokus dalam ketaatan yang prima dengan menjaga amal yaumiyah. Semoga Allah SWT terus dan terus membimbing kita semangat beriman dan beramal saleh hingga wafat dalam keridhaan-Nya. Aamiin.
(sumber:Republika edisi Jumat, 6 November 2015 Hal. 12 Oleh Ustaz Muhammad Arifin Ilham)
Post a Comment