hutan alami

Bumi adalah hamparan yang menjadi pijakan kita. Kita tinggal di atasnya, kita mengais rezeki darinya, kita makan bersumber darinya, bahkan kita pun mengandung unsurnya karena kita berasal dari tanah.

Bumi memberikan kita, umat manusia, fasilitas hidup yang sungguh tak terkira. Bahkan, ketika kita telah meninggal dunia, bumi pun menjadi tempat peristirahatan jasad kita. Hanya, para malaikat pernah "protes" kepada Allah tatkala Allah hendak menciptakan kaum manusia (Nabi Adam As).

Hal itu terekam dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 30, "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, `Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata, `Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?' Tuhan berfirman, `Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'."

Allah memandatkan Nabi Adam dan keturunannya (umat manusia) untuk mengelola bumi. Dengan demikian, bumi menjadi tempat bergantung bagi umat manusia dan agar umat manusia mengelolanya secara baik. Setidaknya, dalam mengelola bumi itu ada dua hal yang perlu diperhatikan.

Hal pertama adalah mengambil manfaat dari bumi karena bumi telah menyediakan fasilitas bagi umat manusia. Mengambil manfaat ini contohnya adalah bercocok tanam, mengambil manfaat dari pepohonan, menggembalakan ternak di atas padang rumputnya, mengambil air dari sumbernya, mengambil minyak serta batu bara dari perut bumi, dan lain sebagainya. Semua itu untuk kemaslahatan hidup umat manusia. Akan tetapi, pengambilan manfaat dari bumi tersebut tidak boleh dengan landasan serakah dan sewenang-wenang.

Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan hal kedua dalam mengelola bumi, yakni menjaga atau memeliharanya agar bisa tetap lestari dan merata dalam pemenuhan kebutuhan umat manusia yang menjadi penduduk bumi. Pengambilan manfaat dari bumi itu harus tetap memperhatikan kelestariannya.  Itulah yang diajarkan oleh agama Islam, yakni mengambil manfaat tetapi juga harus memeliharanya agar manfaat terus bisa terjaga. Itulah yang dinamakan tak berlebih-lebihan. Berlebih-lebihan itu dilarang oleh Islam. (QS al-A'raf: 31).

Hanya, banyak di antara umat manusia ini yang serakah. Mereka mengambil manfaat dari bumi secara tidak proporsional, menebang hutan secara liar, membakar hutan secara ngawur, penambangan secara brutal, pencemaran lingkungan, dan lain sebagainya. Maka tak heran jika banyak bencana alam yang datang, banjir, tanah longsor, kabut asap, dan lain sebagainya.

Penting bagi umat Islam menjaga bumi dengan iman. Jika kita mengaku umat beriman, tentu kita mengelola bumi tidak hanya mengambil manfaatnya, tetapi juga menjaganya agar tidak terjadi kerusakan. Wallahu a'lam.

(sumber:Republika edisi Rabu, 28 Oktober 2015 Hal. 12 Oleh Supriyadi)

Post a Comment

 
Top