Mungkin sebagian dari kita tengah dihimpit kesulitan hidup. Ketahuilah, banyak orang yang bernasib sama, bahkan mungkin lebih berat tingkat kesulitannya. Jadi, Anda tak harus merasa sendiri, seakan termalang di dunia ini. Rasulullah SAW saja pernah kalah dalam Perang Uhud.

Oleh karena itu, jadikan saja pengalaman sedih dari kesulitan sebagai madrasah kegagalan, dengan sabar dan tawakal menjadi mata pelajarannya. Pun demikian, saat sukses, tidak harus jemawa. Jadikan madrasah kesuksesan, mata pelajarannya berupa rendah hati.

Sukses dan gagal adalah mozaik indah kehidupan, sabar dan tetaplah bersyukur dan jadikan pengalaman hidup itu sebagai arena penempaan diri. Allah SWT memberi kabar gembira kepada mereka yang hidupnya penuh keikhlasan dan sabar. Rasulullah SAW bersabda, "Seorang Muslim yang tertimpa kecelakaan, kemelaratan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, maupun kedukacitaan, walaupun hanya tertusuk duri, niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang menimpanya." (HR Bukhari Muslim).

Siapa pun tentu ingin segalanya baik-baik saja, tak ada rintangan apalagi kesulitan. Saat ujian itu datang, kita berusaha keluar, berjuang keras, namun kadang rencana hebat yang telah disusun itu seolah sia-sia. Satu rencana disusun, tak berhasil baik. Wajar sedih dan marah hinggap di jiwa, tapi jangan biarkan terlalu lama menguasai hati.

Mencoba cara kedua, bernasib sama, kembali gagal. Atau, boleh jadi cara pertama berhasil, pun demikian langkah kedua, namun akhirnya kembali gagal. Segeralah basuh dengan syukur dan insyafi hikmah dari semua proses itu. Jauhkan pula hati dari marah kepada teman, saudara, atau orang lain karena tak ada gunanya.

Kehidupan adalah proses pembelajaran, tak ada satu helaan napaspun yang tak bermanfaat. Bagi mereka yang selalu berpikir, semua yang terjadi, dialami dan dirasakan, adalah pelajaran berharga tentang kehidupan untuk meletakkan fondasi kuat melanjutkan langkah lebih lanjut yang lebih baik lagi.

Tak harus muncul pikiran tentang kegagalan, kehidupan susah, kawan yang tak membantu atau menjauhi karena dari sekian rangkaian hambatan dan kegagalan itu, ada pelajaran yang sangat bernilai. Belajarlah dengan sungguh-sungguh dari madrasah kegagalan itu, rayakan keberuntungan, pastikan perbaikan demi perbaikan terjadi.

Tugas kita berikhtiar maksimal, hasilnya Tuhan yang menentukan. "Dan, bertawakallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati." (QS al-Furqan: 58). Mari tetapkan dalam hati rasa syukur untuk semua kegagalan dan keberhasilan. Wallaahu a'lam.

 

(sumber:Republika edisi Selasa, 16 Februari 2016 Hal. 12 Oleh Iu Rusliana)

Post a Comment

 
Top