Anas bin Malik pernah menyebutkan hadis Nabi yang menyatakan, "Ada tiga hal yang membuat seseorang bisa merasakan nikmatnya iman. Pertama, menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lainnya. Kedua, mencintai orang karena Allah. Ketiga, ia enggan kembali pada kekufuran sebagaimana ia enggan dilemparkan ke dalam api neraka." (HR Bukhari).

Hadis ini menegaskan bahwa seseorang bisa merasakan indahnya iman, bisa menikmati indahnya menjalankan syariah, bisa menikmati indahnya melaksanakan ibadah, bisa menikmati indahnya berakidah, bermuamalah, dan berakhlak sesuai ajaran Islam jika dia melakukan tiga hal.

Pertama, menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lainnya. Maksudnya adalah menjadikan ajaran Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada ajaran-ajaran yang lain, menjadikan peraturan-peraturan Allah dan Rasul-Nya lebih ia taati daripada peraturan-peraturan yang lain.

Senyatanya, kenikmatan dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan kenikmatan dalam menjauhi larangan-larangan-Nya hanya bisa dirasakan oleh orang yang benar-benar mencintai Allah. Ia rela melakukan apa saja demi Allah dan ia juga rela meninggalkan apa saja demi Allah, bahkan ia rela mengorbankan apa saja demi Allah.

Orang yang telah menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lainnya maka hidupnya akan tenang, hidupnya akan tenteram dan aman. Tidak merasa berat dalam melaksanakan ibadah seperti shalat, tidak merasa rugi ketika harus membayar zakat, tidak merasa dizalimi ketika harus berjihad, dan tidak merasa terpaksa ketika harus melakukan suatu perintah atau meninggalkan suatu larangan.

Kedua, mencintai orang lain karena Allah. Seseorang akan merasakan indahnya iman ketika ia mencintai orang lain karena Allah, dan ia tidak akan mencintai orang itu kecuali atas dasar ridha Allah SWT. Ia mencintai istrinya, misalnya, atau anak-anaknya, atau kerabat- kerabatnya, atau teman-temannya, atau saudara- saudaranya yang lain atas dasar norma-norma yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Sehingga, kecintaan terhadap masing-masing mereka tidak sampai membuatnya lalai akan kewajiban utamanya kepada Allah dan kecintaan terhadap mereka juga tidak akan sampai membuatnya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Orang yang mencintai orang lain karena Allah tidak akan sampai lalai membayar zakat demi membahagiakan anak istrinya dan ia juga tidak akan sampai melakukan korupsi untuk memenuhi keinginan-keinginan duniawi anak istrinya itu. Karena, baik lalai membayar zakat maupun korupsi merupakan hal yang tidak diridhai oleh Allah SWT.

Ketiga, seseorang akan merasakan indahnya iman ketika ia enggan kembali pada kekufuran sebagaimana ia enggan dilemparkan ke dalam api neraka. Ketika seseorang sudah merasa enggan untuk kembali pada kekufuran atau enggan untuk melakukan perbuatan maksiat sebagaimana ia enggan diceburkan ke dalam api neraka maka orang tersebut akan selalu hati-hati dan mawas diri, dengan tujuan agar ia tidak terjerumus pada kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa mengantarkannya pada hal-hal yang dimurkai Allah SWT.

Orang yang sudah masuk Islam atau orang yang benar-benar bertobat dari kebiasaan-kebiasaan buruknya, pantang kembali pada kekufuran atau kebiasaan-kebiasaan buruknya itu. Dengan pertimbangan jika ia kembali maka nerakalah tempatnya di akhirat nanti. Naudzubillah min dzalik.

 

(sumber:Republika edisi Selasa, 1 Maret 2016 Hal. 12 Oleh Abdul Syukur)

Post a Comment

 
Top