Kemenangan hakiki adalah kembali suci (lihat QS 91: 9). Setiap Bani Adam
pasti berdosa dan sebaik-baik mereka yang berdosa adalah bertobat,
demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Dan, orang bertakwa bukanlah orang
yang tidak pernah bersalah; pernah bersalah kemudian insaf dan tidak
pernah lagi mengulangi perbuatan dosanya (lihat QS 3:135). Pertama dan
terakhir, itulah tanda taubatan nashuha. Tidak ada lagi keinginan
melakukan dosa.
Orang bertakwa dan ahli ibadah pun diingatkan oleh Allah untuk tidak merasa paling suci karena Allah paling mengetahui siapa yang paling suci dan siapa kita sebenarnya (53;32). Tentu, peringatan Allah ini disebabkan sayangnya Allah pada mereka agar tidak 'GR' karena kealiman mereka. Dan, justru dengan peringatan ini, Allah ingin agar mereka yang bertakwa untuk tetap istikamah dengan ketakwaan mereka.
Sungguh kesempatan yang bersejarah dalam hidup ini dan lebih baik dari pada dunia dengan segala isinya adalah kesempatan bertaubat. Inilah karunia Allah yang paling besar, "Andaikan bukan karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun di antara kamu diberi kesempatan bertaubat kepada-Nya." ( QS 24:21). Karena itulah, jangan pernah menunda dan meremehkan kesempatan itu.
Bagi kita, Ramadhan adalah karunia dan rahmat besar itu. Ramadhan itu bermakna pembakaran. Tentu, sesuatu itu adalah yang dibakar oleh hal-hal yang tidak bermanfaat. Kalaupun dibakar, itu barang baik; tentu untuk lebih baik lagi, seperti besi dibakar agar menjadi gergaji, palu, atau pisau. Demikian pula kita di-Ramadhan-kan selama sebulan penuh karena Allah ingin agar orang-orang beriman itu memiliki pribadi yang canggih, yaitu pribadi bertakwa (lihat QS 2: 183).
Mari, kita becermin lagi setelah berakhirnya bulan suci ini. Semoga tahun depan kita masih bisa bertemu Ramadhan lagi. Selamat Hari Raya Idul Fitri. (ah)
(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/10/02/5785-minal-aidin-wal-faizin)
Orang bertakwa dan ahli ibadah pun diingatkan oleh Allah untuk tidak merasa paling suci karena Allah paling mengetahui siapa yang paling suci dan siapa kita sebenarnya (53;32). Tentu, peringatan Allah ini disebabkan sayangnya Allah pada mereka agar tidak 'GR' karena kealiman mereka. Dan, justru dengan peringatan ini, Allah ingin agar mereka yang bertakwa untuk tetap istikamah dengan ketakwaan mereka.
Sungguh kesempatan yang bersejarah dalam hidup ini dan lebih baik dari pada dunia dengan segala isinya adalah kesempatan bertaubat. Inilah karunia Allah yang paling besar, "Andaikan bukan karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun di antara kamu diberi kesempatan bertaubat kepada-Nya." ( QS 24:21). Karena itulah, jangan pernah menunda dan meremehkan kesempatan itu.
Bagi kita, Ramadhan adalah karunia dan rahmat besar itu. Ramadhan itu bermakna pembakaran. Tentu, sesuatu itu adalah yang dibakar oleh hal-hal yang tidak bermanfaat. Kalaupun dibakar, itu barang baik; tentu untuk lebih baik lagi, seperti besi dibakar agar menjadi gergaji, palu, atau pisau. Demikian pula kita di-Ramadhan-kan selama sebulan penuh karena Allah ingin agar orang-orang beriman itu memiliki pribadi yang canggih, yaitu pribadi bertakwa (lihat QS 2: 183).
Mari, kita becermin lagi setelah berakhirnya bulan suci ini. Semoga tahun depan kita masih bisa bertemu Ramadhan lagi. Selamat Hari Raya Idul Fitri. (ah)
(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/10/02/5785-minal-aidin-wal-faizin)
Post a Comment