Yang lebih mendekatkan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla ialah apabila ia sujud, lalu memperbanyak doa ketika itu - Nabi Muhammad SAW

Tak lama lagi, mulai berdatangan kembali para jemaah haji kita. Semoga semuanya dikaruniai Allah Azza wa Jalla, haji mabrur. Itulah haji yang diterima, yang tak ada imbalannya yang lebih pantas kecuali sorga.

Haji mabrur, secara rohaniah akan tampak pada getaran tauhidnya. Yang secara lahiriah akan tampak pada perilakunya. Kepadatan ibadahnya, kasih sayang kepada sesamanya, kedermawanannya, kesederhanaannya, kerendahhatiannya, semuanya itu bermuara pada sublimasi tauhidnya. Semakin menebal, semakin menghayati, semakin dipraktikkan, semakin memikat menjadi suri-tauladan masyarakatnya. Ketika mereka turun dari tangga pesawat satu per satu, mereka merupakan jiwa-jiwa baru di tanah kelahirannya. Allahu Akbar.

Hadis riwayat Abu Hurairah di atas mengajak kita untuk semakin memperbanyak ibadah. Sujud, secara fisikal, merupakan perlambang yang menggambarkan pengagungan, pensucian, dan pemahakuasaan Allah. Dan banyaknya doa yang kita lantunkan menjadi cahaya tauhid yang semakin membimbing ke jalan lempang, menyisihkan berbagai penghalang.

Kemusyrikan, sebagai penghalang, adalah pelanggaran terberat. Hukumannya neraka jahanam. Memang, menduakan Tuhan (syirik) merupakan gejala yang lembut merasuk ke dalam hati sanubari tanpa disadari siapa pun. Tiba-tiba kita mendapati hati kita sudah tidak nyaman lagi, karena di situ, di samping Tuhan, bertahta ''kekuatan lain'' yang sangat kuat yang juga minta kita sembah. Meski telah haji, kita sewaktu-waktu juga bisa terperosok menjadi seorang musyrik.

Sebenarnya perasaan kita cukup peka dalam mendeteksi hati kita, apakah kita mendapatkan haji mabrur atau tidak. Rasa plong (lega) mendapat kemudahan dalam beribadah, dan ilmu pengetahuan yang bertambah, semua itu kita dapatkan ketika kita menyandang haji mabrur. Memang, ibadah haji juga merupakan sekolah, di mana kita mendapatkan ilmu pengetahuan (baru), yang sebelumnya tidak kita mengerti dan tidak kita miliki. Kita semakin mengerti dan menafsirkan agama lebih lurus, yang membawa langkah kita semakin mantap. Haji mabrur menjadi praktik sehari-hari, yang nyata dirasakan dan menjadi rahmat bagi masyarakat.

Haji mabrur adalah suatu sikap yang setiap saat mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan membenahi tata cara beribadah menjadi lebih baik dan lebih benar. Dalam perilaku sehari-harinya, haji mabrur memperlihatkan sikap dan kehidupan yang islami, artinya baik, benar, berguna, dan luhur


(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/12/12/19611-haji-mabrur)

Post a Comment

  1. sangat bermanfaat sekali untuk menjadi bekal ibadah haji. hendaknya kita harus hati-hati agar ibadah haji kita bisa menjadi mabrur dengan menghilangkan segala penyakit riya'

    ReplyDelete

 
Top