Sangat berbahaya jika shalat kita lalai. Ibarat membuat bangunan tanpa tiang, maka bangunan itu akan ambruk. Tanpa shalat yang kokoh, akhlaq kita akan ambruk. Ingatlah, hidup hanya satu kali, ibadah adalah tiangnya. Tanpa tiang yang kokoh hidup ini akan ambruk. Tanpa ibadah yang benar, negeri kita pun menjadi ambruk. Bangsa kita ini insya Alloh akan bangkit kalau kita awali dengan beribadah dengan benar. "Sesunggunya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (Q.S Al Mu'minun [23] : 1-2)

Amat sangat beruntung, sukses, bahagia, dan menang orang yang beriman dan khusyu' dalam shalatnya. Alloh memerintahkan kita beribadah bukan untuk kepentingan Alloh (karena Alloh Maha Sempurna segala-galanya), tetapi justru untuk kemuliaan dunia akhirat kita. Orang yang khusyu' dalam shalat itu cirinya dua.

Pertama, pada waktu shalat dia merasakan kenikmatan berkomunikasi dengan Alloh. Kedua, setelah shalat tampak dari perubahan prilaku dan kemuliaan akhlaqnya Orang yang shalatnya khusyu' itu tidak dilihat dari menangis atau tidaknya saat shalat, tetapi bisa dilihat dari kedisiplinannya setiap waktu. Disiplin itu kunci sukses. Tiada prestasi tanpa disiplin.

Jadi, orang yang shalatnya khusyu' prilakunya kurang lebih seperti berikut. Pertama, orang yang shalatnya khusyu' bisa dilihat dari kedisiplinannya terhadap waktu. Tidak ada cara yang paling baik untuk melatih memanfaatkan waktu dengan efektif kecuali perintah shalat dalam Islam. Setiap adzan berkumandang, lima kali sehari kita diingatkan terhadap waktu. Setiap waktu itu bermakna. Misalkan dalam sebuah acara yang dihadiri pejabat, mulailah acara sesuai rencana walaupun pejabatnya belum datang. Bukankah justru pejabat itulah yang seharusnya memberi contoh. Telat sedetik, semenit, sejam, semuanya sama yaitu telat. Jangan sampai kita menzalimi orang-orang yang sudah hadir hanya karena menunggu orang-orang yang tidak tepat waktu.

Kedua, shalat itu dimulai dengan wudhu, sehingga orang yang shalatnya khusyu' bisa dilihat dari kedisiplinannya terhadap kebersihan, baik kebersihan lahir maupun bathin. Tubuh, pakaian, dan tempat tinggalnya bersih dari kotoran. Pikiran, perbuatan dan perkataannya bersih dari kesia-siaan. Hartanya bersih dari sesuatu yang haram.

Ketiga, orang yang shalatnya khusyu' bisa dilihat dari kedisiplinannya dalam ketertiban. Saat berdiri untuk shalat, shaf harus rapat dan lurus. Tidak boleh berpindah rukun sebelum diisyaratkan oleh imam. Rukun-rukunnya berurutan, tidak boleh langsung sujud atau salam setelah takbiratul ikram. Tertib sekali Kalau umat islam di Indonesia shalatnya khusyu', tentu negeri ini akan tertib. Ketertiban itu bisa meminimalisasi masalah. Sebaliknya, ketidaktertiban itu bisa mengundang banyak masalah.

Keempat, orang yang shalatnya khusyu' bisa dilihat dari kedisiplinannya dalam tumaninah (fokus, konsentrasi yang baik). Kalau sedang bekerja di kantor, bersungguh-sungguh terhadap urusan kantor, bukan urusan rumah. Kalau sedang dirumah, mencurahkan perhatian kepada seluruh keluarga, bukan pada urusan bisnis. Pada waktu shalat, fokus kepada Alloh. Itulah tumaninah. Shalat itu latihan fokus. Seperti suryakanta yang mampu memfokuskan cahaya sehingga objek yang berada dibawahnya bisa terbakar. Begitupula, orang yang tumaninah mampu memfokuskan dan mengendalikan pikirannya, sehingga dia bisa menyelesaikan banyak hal.

Kelima, orang yang shalatnya khusyu' akan sangat disiplin menjaga dirinya untuk tidak menzalimi orang lain. Shalat itu ditutup dengan salam, "Semoga keselamatan diberikan Alloh kepadamu." Artinya itu adalah jaminan bahwa kita tidak akan menyakiti siapapun. Perkataannya, pikirannya, perbuatannya, dan amalnya dijamin tidak akan mencederai sekitarnya. Makin khusyu' shalatnya, orang lain makin terjaga dari kezalimannya.

Ya Alloh, karuniakan kepada kami kening yang selalu rindu bersujud kepada-Mu, lisan yang selalu basah menyebut nama-Mu, telinga yang selalu rindu mendengar kebenaran-Mu, dan tubuh yang selalu ringan beramal di jalan-Mu. Ya Alloh, jadikan negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang ahli ibadah, yang berakhlaq mulia, yang bisa menjadi suri teladan bagi umat-Mu ini.

Penulis : KH Abdullah Gymnastiar    
REPUBLIKA - Kamis, 17 Oktober 2002


(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/12/18/21212-hikmah-shalat-khusyu-)

Post a Comment

 
Top