Artis Ismi Azis mengaku banyak beroleh manfaat dari kegiatan pengajian. Selain jadi mengerti bacaan shalat yang berbahasa Arab, dia jadi lebih sosial. ''Alhamdulillah, saya kini mengerti apa yang saya baca dalam shalat,'' katanya saat dihubungi Republika beberapa hari lalu. Ismi bergabung dengan pengajian Arafah. Kelompok tersebut memang dimotori para artis. Penyanyi asal Sulawesi Selatan ini termasuk salah satu pendirinya. Bersama Nia Daniati dan Nella Regar, ia membentuk pengajian Arafah. Kala itu Oktober 1995.

"Waktu itu kami berpikir perlu memperdalam ilmu agama.'' Ia mengundang rekan-rekannya sesama artis untuk bergabung. Belakangan, katanya, ada manfaat lain dari kegiatan yang diselenggarakannya. ''Silaturahmi kami jadi nyambung. Kan agama mengajarkannya,'' ujarnya.

Tempat pengajian berpindah-pinda. Kadang di rumah anggota. Tapi bisa juga di masjid. Biasanya, kata dia, panitia memanggil penceramah. Ceramah diawali dengan tadarus Alquran bersama. Dan setelah ceramah dilanjutkan dengan tanya jawab masalah keagamaan.

''Ternyata artis yang lain juga pinter ngaji,'' tutur istri Chandra Ismail Sunny, putera guru besar hukum tata negara Universitas Indonesia itu. Menurut Ismi, rekan-rekannya sesama artis fasih membaca Alquran. Latar belakang keluarga mereka, katanya, cukup kental dengan agama hingga masih membekas pada bacaan Alquran.

Hanya saja, lanjutnya, sebagaimana umat Islam Indonesia lainnya, mereka tak mampu memahami makna ayat yang dibaca. Dari para ustadzlah mereka bisa belajar. Termasuk bacaan shalat yang semua berbahasa Arab.

Selain mendengarkan ceramah, anggota pengajian yang sebagian besar artis itu juga menggelar bakti sosial. ''Ya bila rezeki sudah terkumpul, biasanya ada yang mengajukan usul untuk berkunjung ke tempat orang yang kekurangan.'' Kunjungan tersebut, katanya, mengingatkan mereka tentang pentingnya bersedekah dan mengingat roda kehidupan yang terus bergulir.

Dari pengajian yang biasanya digelar sekali dalam satu bulan, kata penyanyi yang sedang menyiapkan album ini, ia makin dekat dengan Tuhan. Bila marah dan menghadapi masalah di rumah, katanya, ia tak punya tempat lain kecuali mengadu pada Yang Kuasa. ''Cuma Dia yang bisa menolong kita.'' Sedang orang lain belum tentu. Bila menghadapi cobaan, katanya, ia bisa semalaman mengadu dan menangis di hadapanNya.

Sambil mengadu, katanya, ia mencoba introspeksi diri. ''Saya langsung berpikir dosa apa yang saya lakukan seraya memohon ampun.'' Sebagai ibu, istri, dan penyanyi ia mengaku tak lekang dari masalah. Namun semua bisa teratasi dengan keimanan.

Ismi, yang rajin puasa Senin dan Kamis, sekarang lebih banyak di rumah. ''Waduh, saya sekarang bekerja mengurus anak dan suami.'' Hanya sesekali ia menerima tawaran menyanyi. Agar mendapat bekal iman dan Islam yang baik, ia berusaha memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan berbasis Islam.


(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/12/10/19061-ismi-azis-bisa-semalaman-mengadu-kepada-nya)

Post a Comment

 
Top