"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (Q.S. Al Baqarah [2] : 186)

Kita adalah makhluk lemah dan tak berdaya, tidaklah kita bisa berbuat yang terbaik untuk kehidupan kita di dunia ini terlebih-lebih di Akhirat kelak kecuali kita berusaha dan bersungguh-sungguh untuk terus melakukan yang terbaik bagi dunia dan akhirat kita dengan terus banyak meminta pertolongan kepada Allah `azza wa jalla yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang banyak berdoa, memohon kepada Allah `azza wa jalla. Beliau sangat menyukai kalimat-kalimat yang ringkas namun sarat makna dan juga menyukai ucapan-ucapan doa, begitu pula para Sahabatnya serta para Ulama dan orang-orang shaleh mereka gemar berdoa yang akhirnya mereka pun senantiasa dibimbing dan dibantu oleh Allah `azza wa jalla dalam segala urusan.
Doa adalah jenis ibadah yang  terpenting sebagaimana disebutkan dalam hadits Nu'man Bin Basyir bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Doa adalah ibadah" (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Doa merupakan ibadah, karena Allah `azza wa jalla memerintahkan-Nya. Sesuatu yang diperintahkan oleh Allah bagi siapa yang melaksanakannya adalah ibadah, serta ia merupakan taqarrub yang paling agung yang semestinya dijalankan oleh seorang muslim. Karena di dalam doa tersebut terkandung rasa pengakuan terhadap kebesaran Allah Yang Maha Menciptakan dengan kekuatan-Nya, juga kekuasaan-Nya dan di dalam doa juga terkandung kerendahan seorang hamba dan kebutuhannya di hadapan Tuhannya yang Maha Pencipta dan Maha Tinggi. Doa itu adalah inti dari ibadah.

Jadi, apabila ibadah tanpa doa, sama seperti buah tanpa isi. Shalat merupakan tiang agama. Lalu, ruh dari shalat adalah doa. Tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah `azza wa jalla selain doa.  Sebab, didalam doa terdapat hakikat penghambaan  manusia kepada Allah yang menciptakannya. Sejahat-jahatnya manusia, pada kondisi terjepit, pasti yang diharapkan adalah pertolongan-Nya. "Ya Allah, tolonglah aku ya Allah." Dan Allah `azza wa jalla senang bila ada hamba-Nya memanggil-manggil meminta pertolongan.

Tidak ada yang dapat menolak takdir selain dengan doa kepada Allah `azza wa jalla Sebab, jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, Allah berkenan menghapus daftar takdir menurut kehendak-Nya. Inilah hikmah mendalam dari dahsyatnya doa. Tidak ada yang dapat  mengusik kehendak Allah selain doa. Allah juga banyak mengajarkan doa-doa di dalam Al-Quran, begitu pula dengan Rasulullah SAW. Beliau juga banyak mengajarkan doa untuk siang dan malam hari agar dapat diamalkan oleh umatnya. Bahkan doa itu sudah ada sejak zaman nabi Adam alaihissalaam diciptakan, dan pengabulan doa sudah ada sejak saat itu. Tidak salah apabila doa menjadi senjata ampuh bagi orang beriman. Doa adalah kekuatan batin, pembuka pintu rezeki, jalan menuju keberkahan, dan kemenangan dunia-akhirat. Jadi sesuatu yang amat mulia di sisi Allah adalah doa.

Ini disebabkan karena pada saat berdoa seorang hamba lebih menyatakan ketundukan dan kerendahan dirinya kepada Allah `azza wa jalla, penuh harap kepada-Nya memohon diberikan rahmat dan di jauhkan dari murka-Nya. Dan itulah arti dari pada ibadah yang sebenarnya. Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia bagi Allah dari pada Do'a." (H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan perhatian yang besar dalam hal ini. Selain beliau sendiri membiasakan diri dengan banyak berdoa, beliau pun mengajarkan lafazh - lafazh dengan doa - doa tertentu sebagaimana dirinya mengajarkan Al-Qur'an. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam berdoa perlu bertaqayyud (membatasi diri) dengan doa - doa yang ma'tsur (diriwayatkan) dari Rasulullah

Mengingat doa adalah ibadah yang hanya dapat ditujukan kepada Allah `azza wa jalla semata, maka wajib bagi kita untuk meluruskan pemahaman dan cara kita dalam berdoa.

Beberapa hal yang patut untuk diperhatikan dan diluruskan dalam berdoa agar setiap do'a kita mustajab dan bernilai diantaranya adalah :

Pertama, Selalu berdoa dalam setiap keadaan, baik dalam keadaan susah maupun senang. Allah `azza wa jalla berfirman, "Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu dari padanya dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah - olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya". (Q.S. Yunus [10] : 12)

Kedua, Semangat dan tidak bermalas-malasan dalam berdoa. Rasulullah
bersabda, "Orang yang paling lemah adalah yang (lemah) malas untuk berdoa, dan orang yang paling kikir adalah yang kikir untuk bersalam". (H.R. Abu Ya'la, Thabrani dan Ibnu Hibbah, dengan sanad yang shahih).

Ketiga, Berdoa dengan tenang dan khusyu serta tidak melampui batas dalam berdoa, seperti berdoa dengan suara nyaring dan keras. Allah `azza wa jalla berfirman, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas. 55)

Keempat, Sabar dengan tidak terburu - buru dalam mengharapkan terkabulnya doa. Rasulullah
bersabda, "Akan selalu dikabulkan doa seseorang diantara kamu selama ia tidak meminta dikabulkan dengan segera, ia berkata, "saya sudah berdoa tetapi belum dikabulkan permohonanku".". (H.R. Bukhari)

Kelima, Menjaga serta istiqomah agar tidak meninggalkan doa karena lelah dan bosan.

Keenam, Konsentrasi dengan menghadirkan hati dan tidak berdoa dengan hati yang lalai.

Ketujuh, Senantiasa memulai doa dengan pujian kepada Allah `azza wa jalla dan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Apabila seseorang diantara kamu berdoa, maka hendaklah ia mendahuluinya dengan alhamdulillah dan puji - pujian lainnya, lalu bershalawat kepada Nabi dan kemudian ia berdoa dengan apa yang ia kehendakinya." (H.R. Abu Daud).

Demikian beberapa hal yang patut diperhatikan dan diluruskan oleh setiap muslim, ketika berdoa. Mustajab atau tidaknya sebuah doa adalah hak prerogatif Allah `azza wa jalla. Maka selama kita mengikhlaskan doa hanya kepada Allah `azza wa jalla semata dan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka insyaAllah, Allah `azza wa jalla akan mengabulkan setiap permohonan dan doa kita. Wallahu a'lam.

(Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.20 Thn.XL, 7 Rajab 1434 H/17 Mei 2013 M Oleh Unang Shadiqin, Lc)

Post a Comment

 
Top