Oleh Muhbib Abdul Wahab

Setiap mukmin pasti ingin ma suk surga. Karena masuk sur ga tidak gratis, tiket ma - suknya harus dipersiapkan atau dibeli selama hidup di dunia. Men - jadi mukmin teladan, tentu saja me rupakan jalan yang mengan- tarkannya masuk surga.
Mukmin berasal dari kata \"iman\", mashdardari aamana- yu\' mi nuyang berarti memercayai, me yakini, membenarkan (dalam hati dan berikrar dengan lisan), dan men jamin atau memberi rasa aman.
Mukmin adalah orang yang me mercayai keesaan Allah, me - yakini kebenaran ajaran-Nya, dan me njamin adanya rasa aman se - kaligus memiliki amanah dalam hi dupnya sehingga ia menjadi orang yang tepercaya dan memiliki integritas tinggi. Sesungguhnya, beriman me rupakan fitrah ma - nusia. Kecende rungan bertauhid itu inheren dalam diri manusia sejak dalam kandung an. Sejak ruh ditiupkan, manusia me miliki sifat lahut(ketuhanan), mendekatkan diri kepada Allah.
Manusia juga memiliki keter- gantungan dan kebutuhan spiritual untuk memohon petunjuk dan ja lan kehidupan yang benar, baik, in dah, dan membahagiakan. Muk min harus beriman kepada Allah SWT karena ia merupakan bagian dari makrokosmos ciptaan Allah. Jalan terbaik yang harus dilalui manusia adalah mengikuti syariat-Nya dan meneladani sifat-sifat-Nya yang tecermin dalam al-Asma\' al-Husna.
Menjadi mukmin teladan me - rupakan sebuah perjuangan hidup yang harus ditempuh dengan ke - ikhlasan, kesungguhan, dan kon- sistensi. Beriman perlu diawali de - ngan penyerahan diri dengan meng ucapkan dua kalimat syaha- dat bahwa Allah itu Esa dan Mu - hammad adalah Rasul-Nya. Men - jadi mukmin teladan harus diba - rengi dengan memurnikan dan men deklarasikan tauhid (la ilaha illa Allah) dalam arti luas, meliputi pertama, tauhid ibadah (QS ad- Dzariyat: 56); kedua, tauhid kesat- uan tujuan hidup (QS al-Baqarah:
201); ketiga, tauhid penciptaan (QS al-Baqarah: 29); keempat, tauhid kemanusiaan (QS al-Baqarah: 30), dan kelima, kesatuan sumber kebenaran dan petunjuk, pedoman hi dup (QS al-Baqarah: 147)
Menjadi mukmin teladan juga harus dilanjutkan dengan membe- baskan diri dari segala bentuk syi - rik, termasuk syirik politik, eko - nomi, budaya, dan syirik hawa naf - su. Setelah berakidah tauhid, iman perlu dibuktikan dan ditumbuh - kem bangkan dengan amal saleh dilandasi ilmu yang memadai.
Menurut Alquran, mukmin te - ladan adalah hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang. Profil muk - min ideal dilukiskan Nabi SAW de - ngan empat perumpamaan. Perta - ma, mukmin itu bagai kan lebah;
yang dimakan itu pasti baik, jika hinggap pada tanaman berbunga tak merusak.
Kedua, mukmin itu ibarat dua tangan, yang satu mencuci tangan lainnya. Ketiga, mukmin itu ibarat sebuah bangunan yang saling me - nguatkokohkan. Keempat, mukmin itu bagaikan satu tubuh apabila salah satu anggotanya sakit, yang lainnya turut merasakannya.

(Sumber: Republika edisi : Selasa, 29 April 2014 Hal. 21 Oleh Muhbib Abdul Wahab)



Post a Comment

 
Top