OlehImam Nur Suharno

Suatu hari, seorang bapak mengadu kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab perihal anaknya yang durhaka. Orang itu mengatakan, anaknya selalu berkata kasar kepadanya dan sering kali memukulnya.

Maka, Umar pun memanggil anak itu dan memarahinya. "Celaka engkau! Tidakkah engkau tahu durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang mengundang murka Allah?" tanya Umar.
"Tunggu dulu, wahai Amirul Mukminin. Ja - ngan tergesa-gesa mengadiliku. Jikalau me mang seorang ayah memiliki hak terhadap anak nya, bukankah seorang anak juga punya hak terhadap ayahnya?" tanya sang anak.

"Benar." jawab Umar. "Lalu, apakah hak anak terhadap ayahnya?" lanjut sang anak. "Ada tiga.
Pertama, hendaklah ia memilih calon ibu yang baik bagi anaknya. Kedua, ia menamainya dengan nama yang baik. Dan ketiga, mengajarinya meng - hafal Alquran."

Lalu, sang anak mengatakan, "Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak pernah me - lakukan satu pun dari tiga hal itu. Ia tidak memilih calon ibu yang baik bagiku. Ibuku seorang hamba sahaya jelek berkulit hitam yang dibelinya dari pasar seharga dua dirham, lalu malamnya digauli sehingga ia hamil mengandungku. Setelah aku lahir, ayah menamaiku dengan nama Ju\'al, dan ia tidak pernah mengajariku menghapal Alquran meskipun satu ayat."

"Pergilah ke sana! Kamulah yang men dur - hakainya sewaktu kecil, pantas jika ia durhaka kepadamu sekarang," bentak Umar kepada ayah si anak. Itulah sepenggal kisah yang menggetarkan jiwa bagi setiap pembacanya.

Terutama, bagi para orang tua yang memiliki tanggung jawab dalam mendidik anak. Dan, melalui kisah tersebut kita dan para orang tua diingatkan kembali untuk memenuhi hak-hak anak.
Di antara hak-hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua itu, pertama, memilihkan calon ibu yang baik. Seperti apa sosok ibu yang baik itu?

Yaitu, seorang perempuan salihah yang taat kepada Allah dan dapat memelihara diri ketika suaminya tidak ada di rumah. (QS an-Nisa' [4]: 34).
Kedua, memberi nama yang baik. Nama adalah ciri atau identitas seseorang. Orang yang diberi nama maka ia akan dapat mengenal dirinya dan dikenal orang lain. Allah SWT berfirman, "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang serupa dengan dia." (QS Maryam [19]: 7).

Ketiga, mengajarkan Alquran. Sabda Nabi, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya." (HR Bukhari).
Dan, bagi pembaca beserta kedua orang tuanya akan memperoleh mahkota kehormatan di hari kiamat. (HR hakim).
Semoga Allah membimbing kita untuk menjadi orang tua yang dapat memenuhi hak- hak anak dan menjadi anak yang juga dapat memenuhi hak-hak orang tua. Aamiin.


(Sumber: Republika edisi : Rabu, 07 Mei 2014 Hal. 25 Oleh Imam Nur Suharno) 

Post a Comment

 
Top