Dalam hadis disebutkan, sebelum Rasulullah melakukan Isra dan Mi'raj, dadanya dibedah. Beliau bersabda, "Kemudian hatiku dikeluarkan, lalu dicuci dengan air zamzam, lalu dikembalikan ke tempatnya, dan diisi dengan keimanan dan hikmah...." (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).

Muhammad Al-Ghazali dalam Fiqih Sirah-nya berkomentar, ini melambangkan persiapan yang harus dilakukan sebelum beliau berangkat menjalankan Isra dan Mi'raj. Ibnu Hajar dalam Fathul Barimenyebutkan, pembedahan dan pencucian hati ini terjadi tiga kali.

Pertama, saat beliau masih kanak-kanak, hidup di kampung dalam asuhan Halimatus Sa'diyah. Kedua, ketika beliau menerima wahyu untuk diangkat menjadi nabi dan rasul. Dan, ketiga saat beliau hendak melakukan Isra dan Mi\'raj. (Fathul BariJuz 11 Bab Mi\'raj hal 216)

Tentu peristiwa pembedahan dada dan pencucian hati ini memberikan banyak pelajaran kepada kita. Setidaknya, ada enam pelajaran penting. Pertama, siapa yang ingin naik dan menjadi manusia mulia, hendaknya membersihkan hati.

Kedua, hati menentukan baik buruknya manusia. Mengapa hati yang dibersihkan? Bukan kepala, mata, atau kaki? Nabi bersabda, "Ketahuilah pada diri manusia itu ada segumpal daging. Bila ia baik maka baiklah sekujur tubuhnya. Dan, bila ia buruk maka buruklah sekujur tubuhnya. Ketahui, segumpal daging itu adalah hati." (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, hati adalah hakikat manusia. Di situlah Allah melihat dan menilai. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya, Allah tidak melihat kepada tubuh kamu dan juga rupa kamu. Tetapi, Allah melihat kepada hati dan amal perbuatan kamu." (HR Muslim).

Keempat, kekuatan hati paling dahsyat. Memang keku- atan harta penting. Kekuatan fisik dan senjata juga penting. Tapi, kekuatan sejati seorang pemimpin dan orang-orang mulia yang membuatnya abadi dan dicintai adalah kekuatan karena kebersihan hatinya.

Kelima, pendidikan hati harus di atas pendidikan intelek- tual dan jasmani. Isra dan Mi'raj dengan prosesi pembedahan dada dan pencucian hati seharusnya menyadarkan kepada kita bahwa pendidikan hati yang terpenting.

Keenam, hati harus selalu bersih dan sehat. Dalam hidup ini harta boleh berkurang, bahkan hilang. Rupa juga pasti berubah dan sirna.
"Di hari kiamat nanti harta dan anak-anak tidak berguna lagi. Kecuali, orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS asy-Syu\'ara: 88-89). Wallahu a'lam.

(Sumber: Republika edisi : Rabu, 28 Mei 2014 Hal. 17 Oleh Muhammad Syamlan)

Post a Comment

 
Top