Dalam waktu dekat, masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, akan menghadapi dua momentum yang sangat bermakna, yaitu pemilihan presiden (pilpres) dan ibadah shiyam Ramadhan.

Dalam menghadapi pilpres, marilah kita gunakan hak kita sebaik-baiknya. Jauhkanlah dari perbuatan tercela, terutama apa yang dinamakan gibah nasional, satu sama lain saling mencari kesalahan, lalu disebarluaskan melalui media massa.

Perlu kita sadari, pilpres bukanlah perang antar agama karena kedua belah pihak didukung kaum Muslim dan non-Muslim. Pilpres adalah sarana demokrasi untuk memilih siapa yang layak memimpin negara tercinta ini lima tahun ke depan.

Jika dirasa keduanya sama-sama unggul atau tidak ada yang lebih unggul maka kita pilih yang sedikit madharatnya, sesuai dengan prinsip akhaffu al-dharain. Dan, jika pada hari H calon yang dipilih menang maka patut untuk bersyukur kepada Allah. Jika ternyata kalah, kita kembalikan kepada Allah. (QS Ali Imran [3]: 26)

Semoga pilpres berjalan de ngan aman dan lancar sehingga kita dapat melak sanakan puasa penuh dengan kedamaian dan ke khusyukan. Kita sangat mendambakan puasa yang damai, khusyuk, serta berdampak secara positif pada kehidupan kita. Maka waktu beberapa hari sebelum Ramadhan ini merupakan waktu yang tepat untuk melatih dan mempelajari beberapa hal yang berhubungan dengan itu.

Shalah Rasyid, psikolog asal Kuwait, dalam artikelnya berjudul "Ramadhan Nuqthah al-Inthilaq li al-Tagyir" (Ramadan Titik Tolak untuk Perubahan) mengatakan, ibadah puasa Ramadhan memiliki prinsip-prinsip dapat mengubah seseorang menjadi lebih positif. Ia mengemukakan beberapa fenomena.

Pertama, al-Barmajah al-Nafsiyyah, yaitu pemrograman mengubah perilaku manusia ke perilaku yang lebih positif (al-Muttaqun).
Kedua, Ittikhaz al-Qarar(pengambilan keputusan). Ramadhan membiasakan umat Islam untuk senantiasa memelihara niatnya dalam berpuasa.
Ketiga, al-Injaz, yaitu pembiasaan diri untuk berprestasi.
Keempat, al-Khuruj `an al-ma-luf, yakni secara positif keluar dari rutinitas.
Dan kelima, Tanzhim al-Waqt (manajemen waktu). Pada bulan Ramadhan, umat Islam dibiasakan untuk mengatur waktu dengan baik. Wallahu a'lam.

(Sumber: Republika edisi : Sabtu, 21 Juni 2014 Hal. 08 Oleh Syihabuddin Qalyubi)

Post a Comment

 
Top