Bulan suci Ramadhan nan istimewa kembali menyapa kita. Semoga kita yang menegakkan amal pada bulan nan agung ini dibalas Allah dengan lipatan pahala yang banyak. Kehadiran Ramadhan adalah bukti kasih sayang Allah kepada kita yang mengimani-Nya. Pembuktian itu, di antaranya terasanya kita sebagai seorang hamba, `aabid sejati-Nya. Prosesi ta'abbud tampak syiar pada bulan yang datangnya setahun sekali ini.

Orang-orang beriman seperti mudah tergerak untuk berlama-lama dalam shalat, baik shalat fardhu, shalat tarawih, shalat witir, atau shalat-shalat sunah lainnya. Juga terasa ringan untuk duduk lama membaca Alquran (tadarus), bahkan mampu mengkhatamkannya berkali-kali.

Tangan serasa gampang untuk berbagi dengan sesama dalam bentuk zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Bahkan, dengan jumlah yang lebih besar dari pada bulan-bulan lainnya. Geliat munajat, zikir, dan iktikaf menjadi pemandangan yang akhirnya masif terlihat.

Prosesi ta'abbud inilah yang menjadikan Ramadhan sebagai bulan tarbiyah, bulan untuk mendidik setiap hamba agar menjadi seorang `aabid, hamba Allah SWT yang sejati.

Ada beberapa alasan Ramadhan disebut sebagai bulan tarbiyah. Pertama, pelaksanaan ibadah shaum lebih lama dibandingkan amalan ibadah lain, seperti shalat, zakat, dan haji. Shalat dapat diselesaikan dengan waktu yang cukup singkat, demikian juga dengan zakat.

Manasik haji, sebenarnya bisa selesai dalam lima atau enam hari, 8-12 Dzulhijjah (kalau mengambil nafar awal) atau sampai 13 Dzulhijjah (jika memilih nafar tsani). Sementara, Ramadhan men-tarbiyahseorang mukmin sebulan penuh, rentang waktu yang cukup panjang dan lama.

Kedua, banyak kategori ibadah dihadirkan pada bulan mulia ini, berposisi sebagai penunjang terbentuknya pribadi yang `aabid. Ada puasa, shalat ta rawih, tadarus, iktikaf, ada juga sedekah dan zakat serta ada pula umrah yang utama.

Rasulullah SAW menjadi teladan yang jelas bagaimana Ramadhan menjadi bulan tarbiyah yang sangat spesial dalam semua amal ibadah dan kebaikan lainnya. Pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, seperti sedang berlari kencang, Rasul yang mulia itu memperhebat semua amal ibadahnya.

Ketiga, pahala yang dilipatgandakan menjadi bukti kehadiran Ramadhan mentarbiyah seorang hamba untuk menjaga motivasi semua amal kebaikannya. Amal sunah diganjar pahala wajib. Amal wajib dilipatgandakan dengan kelipatan yang tak bertepi.

Bahkan, pahala puasa begitu spesial karena Allah yang menetapkan nilainya. "Puasa adalah untuk-Ku. Dan, hanya Aku yang membalasnya." (HR Ahmad)

Pantaslah jika semua yang merindukan ridha, rahmat, dan surga Allah berharap semua bulan adalah Ramadhan. Sebab, begitu banyak lagi keindahan kasih dan sayang-Nya pada bulan yang mulia ini.

Mari membentangkan tangan kita atas kehadirannya dengan bertekad untuk menjadi seorang hamba yang benar dalam mengisi bulan penuh berkah ini. Wallahu a'lam.

(sumber: Republika edisi : Jumat, 04 Juli 2014 hal. 01 Oleh Ustaz HM Arifin Ilham)

Post a Comment

 
Top