"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. [2] : 31)

Wujud cinta kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, jelas bukan hanya sekedar ungkapan-ungkapan cinta, akan tetapi haruslah sesuai dengan apa yang sudah digariskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ummat Islam tidak boleh menerjemahkan ungkapan cinta tersebut dengan cara menduga-duga, apalagi berkhayal tentang aktifitas yang akandapat dijadikan ungkapan rasa cinta tersebut. Konsekwensi orang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kemulian, lebih dari itu adalah menjadi syarat tidak batalnya Iman.

Apa saja agar cinta tersebut sesuai, agar tidak bertepuk sebelah tangan. Agar apa yang diharapkan sesuai dengan kemauan orang yang dicintai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan rambu-rambu tersebut dan bagaimana cara mengungkapkannya  :

Pertama, membaca shalawat
"Tidaklah seorang muslim bershalawat kepadaku kecuali para malaikat akan mendo'akan kepadanya sebagaimana ia bershalawat kepadaku, maka ucapkanlah shalawat baik sedikit atau banyak." (Sunan Ibnu Majah 897). Hadits ini menunjukkan betapa Allah `azza wa jalla memberikan keistimewaan yang agung kepada orang-orang yang bershalawat sesuai dengan anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka setiap muslim yang beriman mereka akan senantiasa mendawamkan ibadah ini.

Kedua, membaca shalawat kapan saja, tidak dibatasi pada bulan tertentu.
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Jika kalian mendengar suara muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh dia, lalu bacalah shalawat atasku sekali saja, maka Allah `azza wa jalla akan bershalawat (mendoakan kesejahteraan) kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah kepada Allah `azza wa jalla untukku, karena wasilah adalah suatu kedudukan di surga yang tidak patut (mendapatnya) kecuali seorang hamba dari hamba-hamba Allah `azza wa jalla. Aku sangat berharap menjadi orang yang patut tersebut, dan barangsiapa memintakan wasilah untukku maka dia berhak mendapat syafaat!". (Sunan Nasa'i 671)

Bagaimana shalawat yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga dapat menghindarkan dari kesalahan dan memiliki kesesuaian? Shalawat ini perlu dibaca agar menjadi panduan untuk mengungkapkan rasa cinta tersebut. Hadits berikut menjelaskan tentang shalawat yang masyru' (disyariatkan).

"Wahai Rasulullah, Anda memerintahkan kami untuk bershalawat dan salam kepada Anda, kami telah mengetahui tentang salam, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepada Anda?" beliau bersabda: "Ucapkanlah; (Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau curahkan kepada keluarga Ibrahim. Ya Allah, curahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau curahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Agung. (Sunan Abu Daud 830)

Ketiga, mengerjakan apa yang dikerjakan Rasulullah

Siapa saja yang beramal tidak sesuai dengan perintah-Ku, maka (amal tersebut) ditolak. (Shahih)

Allah `azza wa jalla memberikan peringatan dan nasehat kepada kita, umatnya. Rasa cinta harus terwujud dalam bentuk ketaatan mengerjakan perintah-perintah dan apa yang pernah di contohkan. Tidak mengikuti subyektivitas pribadi, apalagi hanya karena pengalaman tanpa rujukan. Jimat-jimat, akik, jampi-jampi dan simbul-simbul yang lainnya, walau faktanya ia, tetap saja kita harus berusaha menghindarinya.

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih". (An Nur [24] : 63, dalam Adwaul Bayan) Nah! dengan demikian sudah semakin jelas, bagaimana mengungkapkan cinta kepada Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ungkapan cinta tidak saja bernada pujian, tetapi pujian yang telah dicontohkan, Allahumma shalli 'ala Muhammad.

Bukan sekedar peringatan, karena akan sirna begitu acara telah usai. Akan datang tahun depan. Padahal kita mengerjakan apa yang diperintahkan dan dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak banyak kata terucap, tapi amal yang semakin mantap dan istiqamah.

Dan satu ilmu, dilanjutkan untuk dikerjakan. Agar amal tersebut menjadi tanda Iman. Karena Allah `azza wa jalla mengampuni orang-orang yang suka beramal.

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.  (Al-Ahzab : 35)

Semoga Allah `azza wa jalla senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga tetap terjaga kualitas keimanan di dalam hati kita khususnya untuk mengamalkan dan menghidupkan sunnah rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah 'alam Bissowab

(Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.16 Thn.XL, 08 Jumadil Akhir 1434 H/19 April 2013 M Oleh Ahmad Misbahul Anam)

Post a Comment

 
Top