Saudara-saudara kita di Irak dibombardir. Secara syariat mereka memang menderita, tapi sebagai Muslim yang beriman kita tetap harus meyakini bahwa kebesaran, kekuasaan dan kekuatan Allah tak akan pernah terkalahkan. Berhati-hatilah, jangan sampai kekaguman kita pada kecanggihan teknologi perang mengabaikan keyakinan bahwa Allah Maha Penolong. Jangan sampai kebesaran Amerika membuat kita seolah mengecilkan Allah SWT.
Sesungguhnya kemenangan itu hanyalah milik orang beriman. Kalaupun terluka berguguran dosa, kalaupun terbunuh menjadi syuhada. Marilah kita senantiasa mendoakan agar masyarakat Irak menghadapi semua ini dengan penuh keimanan hingga mereka tak pernah mendapatkan kerugian walau terbunuh sekalipun. Kerugian itu milik orang-orang zalim, kalaupun mereka mendapat kemenangan, maka kemenangan di dunia itu hanyalah kentungan sedikit, cepat atau lambat mereka pasti akan mengalami kehancuran, sebagai balasan dari Allah Yang Mahaadil.
Nabi Muhammad SAW pernah dikepung selama satu bulan di Madinah oleh pasukan koalisi Mekkah sejumlah 10.000 orang, bersamaan dengan itu kaum Yahudi di Madinah berkhianat, maka Allah memberikan pertolongan berupa badai hingga mereka pulang tunggang langgang.
Selama invasi inipun kita menyaksikan beberapa kejadian kebesaran Allah, di antaranya pesawat Apache yang berteknologi canggih bisa jatuh hanya dengan senjata tua yang ditembakkan seorang petani tua di Karbala, pesawat yang bertabrakan saat sebuah pesawat akan mendarat dan pesawat yang lainnya akan mengudara, rudal patriot milik AS yang menembak pesawat Inggris, pesawat yang menembak peluru kendalinya masing-masing, tank yang saling menembak di antara mereka, juga dua pesawat yang hilang dan tak diketahui lokasi jatuhnya.
Selain itu hadir hembusan badai terdahsyat selama dasa warsa terakhir hingga masuk ke telinga, mata dan hidung pembom hingga bom tak sempat diledakkan. Kita harus mampu menemukan Allah dalam setiap kejadian. Semua milik Allah. Salah tembak itu menurut manusia, pada hakekatnya Allahlah yang menghendaki dan menggerakkannya. Tak ada salah sasaran, pada hakikatnya Allahlah yang mengatur setiap kejadian agar menjadi bukti kekuasaan-Nya. Setiap kejadian dalam genggaman Allah, tak ada satupun yang tak dalam kekuasaan-Nya.
Sebanyak apapun desingan dan lalu lintas peluru, tetap saja Allah Mahatahu. Peluru diarahkan-Nya kepada yang akan mati syahid, maka bertemulah dia dengan kesyahidannya. Mengapa Allah menakdirkan tragedi ini terjadi? Bila selama ini rakyat Irak banyak yang lupa kepada Allah, bisa jadi ini peringatan bagi mereka agar bertobat dan kembali mengenang pertolongan-Nya. Atau mungkin Allah hendak memperlihatkan arogansi Amerika yang ternyata sangat berpeluang dikalahkan.
Kekuasaan seringkali membuat jumawa. Marilah kita senantiasa mendoakan agar kezaliman benar-benar terkalahkan. Alasan perang pada mulanya untuk melucuti senjata kimia pemusnah masal di Irak. Setelah tak terbukti, alasannya berubah menjadi perang untuk membebaskan rakyat Irak dari kediktatoran Saddam, padahal rakyatnya sendiri tak merasa harus dibebaskan. Ibu-ibu dan anak-anak Irak sekarang bersenjata. Mereka bukan teroris, bukan pula hendak membela rezim manapun karena bila ada negara yang menyerang negeri kita, tentu kita pun tak mau dijajah. Bila perang berlarut-larut seraya memakan banyak korban sipil, maka citra Amerika akan rusak.
Sebagai informasi, para wartawan CNN, FOX, NBC dan beberapa media internasional lainnya berpihak kepada AS dan sekutunya. Karenanya berhati-hatilah membaca berita, jangan terpengaruh oleh berita dari pihak pendukung agresor. Ada yang bertanya, "Aa apa pengaruh penyerbuan AS ke Irak?" Pengaruh yang bisa disyukuri adalah adanya keinginan untuk meningkatkan ibadah, misalnya tahajud dan shaum ingin menjadi lebih baik agar doanya bisa membantu menyumbangkan kebaikan untuk saudara-saudara kita di Irak.
Mungkin dengan doa kita seorang anak luput dari peluru, sebuah bom tak jadi meletus, seorang yang terkena peluru bisa terasa lebih ringan rasa sakitnya, seorang ibu yang anaknya terbunuh bisa lebih bersabar, seorang laki-laki menjadi lebih kuat iman dan berani, atau senjata biasa tiba-tiba bisa mengenai sasaran strategis. Jutaan doa pasti semuanya didengar Allah. Tak ada satupun doa yang luput dari pendengaran Allah Yang Mahaagung. Maka manfaatkanlah tragedi Irak ini untuk bisa meningkatkan kedudukan kita di sisi Allah. Dalam invasi AS dan sekutunya ke Irak, lembaga dunia seperti PBB, OKI, Gerakan Nonblok, ASEAN, dan lainnya tak berdaya menahannya.
Secara duniawi Amerika memang memiliki kekuatan hingga tak mempedulikan seruan siapapun. Seruan dari Paus dan rakyatnya pun tak digubris apalagi seruan dari negara lain. Mengapa Amerika bisa kuat? Mengapa persenjataannya dari tahun ke tahun makin canggih? Predator, pesawat tanpa awak tak terdeteksi radar bisa melepaskan peluru kendali dan mengenai sasaran dengan tepat. Tank-tanknya canggih, juga memiliki bom yang bisa mengeluarkan petir berdaya 2 miliar watt hingga melumpuhkan komputer dan alat-alat elektronik. Belum lagi memiliki satelit yang dapat memandu dengan sangat akurat. Mengapa mereka memiliki banyak waktu untuk memikirkan semua itu? Apa yang dilakukan rakyat Amerika hingga menjadi sekuat itu?
Syariatnya adalah karena mereka memiliki tatanan ekonomi, media dan persenjataan yang sangat kuat. Amerika menyerang Irak dengan kekuatan, sedangkan Indonesia negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia baru sanggup demo di jalan, menginjak bendera, atau patung. Mengirim pasukan ke sana pun tak mudah. Peperangan memerlukan banyak uang. Anggaran AS untuk invasi ini mencapai 200 miliar dolar. Pendidikan dan pelatihan perang, juga teknologi informasi, teknologi komunikasi dan teknologi persenjataan semuanya memerlukan uang yang sangat banyak. Jika tidak, maka pertahanan negara pun akan lemah.
Marilah kita renungkan, hikmah apa yang bisa kita ambil dari kejadian ini dan perubahan apa yang harus terjadi pada diri kita. Pertama, kita harus bertekad untuk memiliki kekuatan. Bila kita ingin dicintai Allah dan berkedudukan di sisi-Nya, rahasianya adalah kita harus memiliki kekuatan, di antaranya kekuatan finansial. Intinya memang kekuatan iman karena kekuatan apapun tanpa kekuatan iman pasti tak akan bermanfaat. "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah walaupun pada keduanya ada kebaikan." (HR Bukhari Muslim)
Nabi Muhammad seorang yang kaya raya, tetapi sangat dermawan. Karenanya umat Islam pun harus kaya lahir batin, termasuk memiliki kekuatan finansial yang memadai karena tak mudah berbuat sesuatu dengan segala keterbatasan. Selayaknya kita memahami, ternyata sebuah negara bisa kuat dan berbuat banyak hal bila memiliki kekuatan finansial. Kita seharusnya menyadari bahwa yang paling berhak untuk memiliki kekuatan adalah umat Islam.
Terbukti, justru dengan kekuatannya Amerika melabrak seluruh tatanan hak asasi kemanusiaan internasional. Para koruptor dikayakan Allah, padahal sebaik-baik kekayaan di tangan orang shaleh karena mereka tak berselera dengan kekayaan hingga takut hisab Allah dalam mencarinya dan lebih suka mendistribusikan hartanya untuk sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Lantas mengapa kita seolah tak diberi kekuatan oleh Allah? Di antara penyebabnya adalah karena kita tak memanfaatkan waktu yang amat berharga. Kita kekurangan orang-orang yang fight dalam hidup.
Karenanya hikmah yang kedua adalah memperkaya diri dengan ilmu, pengalaman, dan wawasan. Asetnya adalah waktu. Upayakan agar setiap waktu menjadi amal, ilmu, wawasan, dan pengalaman. Mulai saat ini jangan sia-siakan waktu. Masa depan kita tak akan pernah bisa dicapai dengan kesia-siaan. Tak ada orang yang gagal, yang ada hanyalah orang yang tak pernah berani mencoba. Tak ada yang bodoh, yang ada hanyalah yang tak rajin belajar. Tak ada yang kalah, yang kalah hanyalah yang tak pernah berani memulai.
Bila kita tak dapat menyalurkan emosi dengan pergi ke Irak, maka bertekadlah untuk mengadakan perubahan pada diri kita. Belajarlah lebih sungguh-sungguh, bekerjalah semakin keras, beribadah lebih tangguh agar doa bisa diijabah, dan bersihkan hati agar terkendali. Jangan sampai saudara-saudara kita di Irak dibom dan kita di sini lemah, bermalas-malasan atau tak berbuat apapun. Inilah kekalahan yang sesungguhnya.
Orang Irak tentu akan bersyukur, walau bom berjatuhan di tempat mereka, bila umat Islam di dunia bisa bergerak menjadi lebih baik. Peperangan belum tentu dimenangkan karena kemenangan tak harus hari ini. Prahara kemanusiaan ini justru harus menimbulkan perubahan pada diri kita agar menjadi lebih baik. Semoga kejadian ini membuat umat semakin kuat beribadah, lebih produktif, makin bersatu dan lebih terampil menata hati.
Penulis : KH Abdullah Gymnastiar
REPUBLIKA - Jumat, 11 April 2003
Post a Comment