"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang yang sesat. (karena itu) Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat tidak akan putus dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Al Baqarah [2] : 256)
Dari dahulu sampai sekarang dan entah kapan akan berakhir, kaum orientalis dan musuh-musuh Islam tidak pernah merasa capek dan dengan berbagai cara, menyebarkan berbagai fitnah untuk memojokkan Islam. Di antara isu yang diangkat oleh mereka adalah bahwa Islam memang pernah mengalami kemajuan terutama pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Khalifah sesudahnya. Tapi,  kata mereka, Islam disebarkan dengan pedang dan perang.

Memaksa manusia untuk masuk Islam dengan kekerasan, merampas harta dan berbagai keburukan lainnya. Sungguh sangatlah banyak perkataan kotor dan buku-buku rusak yang mereka tulis untuk memojokkan dan menghina Islam. Satu di antaranya adalam buku Islamic Invasion yang ditulis oleh DR. Robert Morey seorang pendeta Nasrani, diterbitkan oleh Christian Scholars Press Las Vegas Amerika Serikat. DR. Morey antara lain menulis kalimat kotor dan kebohongan yang sangat besar dalam buku tersebut : "... Dia (Muhammad) mengajarkan dan mencotohkan (kepada) murid-muridnya untuk membunuh dan merampok demi nama Allah dan memaksa orang-orang masuk Islam".

Ketahuilah bahwa pernyataan DR. Morey dalam buku ini, sebenarnya bukanlah sekedar gambaran atau pandangan pribadi DR. Morey terhadap Islam tapi merupakan pandangan dan gambaran persepsi kaum orientalis umumnya terhadap Islam.

Tak Ada Paksaan
Memang dalam kurun waktu sepuluh tahun di Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  dan para sahabat telah melakukan banyak sekali peperangan. Dari beberapa riwayat disebutkan ada sebanyak 25 kali atau dalam riwayat  lain disebutkan ada 27 kali perang. Satu hal yang sangat penting dicatat adalah bahwa tidak ada satupun perang yang dilakukan Rasulullah bersama sahabat dalam rangka memaksa seseorang atau kelompok untuk memeluk agama Islam. Ketahuilah bahwa tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam. Yang ada cuma sekedar anjuran atau ajakan itupun dilakukan secara bijak.

Dalam Islam, memaksa orang, atau kelompok yang berada di bawah kekuasaannya pun tidaklah diperkenankan apalagi orang atau kelompok selainnya. Imam Ibnu Katsir dalam Kitab Tafsirnya, menukil perkataan Ibnu Abbas meriwayatkan tentang seorang sahabat Anshar dari Bani Salim bin 'Auf yang memiliki dua orang anak laki-laki. Kedua anaknya ini beragama Nasrani. Lalu sahabat Anshar ini datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya : "Ya Rasulullah, bolehkah aku memaksa kedua anakku (untuk masuk Islam) karena mereka beragama Nasrani. Lalu turun ayat 256 dari surat Al-Baqarah. Allah berfirman "Tidak ada paksaan untuk (masuk) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat."

Tentang ayat yang mulia ini pula, Syaikh Abdurrahman as Sa'di, dalam Kitab Tafsir Karimur Rahman menjelaskan : Ayat ini menerangkan tentang kesempurnaan ajaran Islam. Dan bahwasanya karena kesempurnaan bukti-buktinya, kejelasan ayat-ayat dan keadaannya merupakan ajaran akal dan ilmu, ajaran kebaikan dan perbaikan, ajaran kebenaran dan jalan yang lurus, maka karena kesempurnaannya dan penerimaan fitrah terhadapanya, maka (untuk masuk) Islam tidak perlu pemaksaan (Apalagi dengan kekerasan dan pedang, peny.)

Syaikh as Sa'di lebih lanjut menjelaskan itu hanya terjadi pada suatu perkara yang dijauhi oleh hati, tidak memiliki hakikat dan kebenaran atau bukti-bukti dan ayat-ayatnya tidak ada. Jadi barang siapa telah mengetahui ajaran (Islam) ini dan dia menolaknya maka hal itu didasari oleh kedurhakaannya, karena, "Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat".

Islam Disebarkan Dengan Akhlak Mulia
Dalam sebuah hadits yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan satu kisah ketika terjadi fathul Makah : Sesaat setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat memasuki kota Makah, Abu Bakar ash Shiddiq datang kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dengan memapah ayahnya yaitu Abi Quhafah yang memang sudah tua dan lemah. Abu Quhafah saat itu masih kafir. Baik Abu Bakar ash Shiddiq maupun Rasulullah tidak memaksa orang tua ini masuk Islam. Pada saat itu Rasulullah berkata : "Wahai Abu Bakar, seandainya engkau biarkan ayahmu beristirahat saja dan jika beliau ada keperluan denganku maka akulah yang akan mendatangi ayahmu kerumahnya untuk memenuhi keperluannya."

Subhanallah perkataan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam ternyata membuat Abi Quhafah sangat kagum kepada Rasulullah. Kenapa, karena Abi Quhafah tahu betul bahwa Muhammad adalah Nabi utusan Allah, Kepala Negara, Panglima perang yang hebat dan pernah menghancurkan pasukan kafir Quraisy pada Perang Badar bahkan hari ini menaklukkan kota Makah tanpa ada perlawanan. Dengan kesibukannya yang banyak, Muhammad masih berniat datang ke rumahku bila aku ada keperluan dengannya. Bukan aku yang harus datang kepadanya. Dalam keadaan kagum luar biasa, seketika itu Abi Quhafah mengucapkan dua kalimat syahadat, masuk Islam.

Perang Tidak Untuk Tujuan Menyebarkan Islam
Menurut sejarah, memang telah terjadi banyak peperangan tapi tidak ada perang yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Khulafar'ur Rasyidin dengan tujuan untuk memaksa manusia masuk Islam. Beberapa diantaranya adalah :

Pertama, Perang dengan kaum kafir Quraisy dan sekutunya. Ini terjadi beberapa kali seperti Perang Badr, Perang Uhud, Perang Khandaq dan yang lainnya. Semua peperangan ini melawan kafir Quraisy yang terus menerus menunjukkan permusuhannya terhadap Islam, selalu menantang untuk perang bahkan menyerang kaum Muslimin. Dalam Perang Khandaq diketahui kafir Quraisy dengan kurang lebih 10.000 pasukan dibawah komando Abu Sofyan dibantu orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan beberapa Kabilah, mengepung kota Madinah dengan tujuan menghancurkan Islam.

Kedua: Perang Mu'tah terjadi pada tahun ke-8 Hijriah. Perang ini tersulut karena utusan Rasulullah yaitu Harits bin Amr dipenggal oleh petinggi suku Ghassan. Ketahuilah bahwa dalam tradisi masyarakat atau kabilah saat itu, betapapun besarnya permusuhan diantara mereka namun melukai apalagi membunuh utusan suatu kaum adalah merupakan penghinaan yang amat besar, pengkhianatan yang tidak bisa ditolerir dan dimaafkan.

Ketiga: Perang Tabuk tahun ke-9 Hijriah. Perang ini terjadi karena Rasulullah mendapat informasi yang akurat bahwa orang-orang Romawi sedang menghimpun pasukan dalam jumlah besar dan dalam suatu riwayat disebutkan berjumlah 40.000 orang. Tujuannya adalah menyerang negeri-negeri Islam bahkan akan menyerang kota Madinah yang merupakan pusat pemerintahan Islam saat itu. Sebelum orang Romawi menyerang maka Rasulullah menghimpun dan mengirim pasukan untuk menghadangnya.

Keempat: Salah satu perang besar yang terjadi pada tahun 13 H yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq adalah Perang Yarmuk. Panglima Perang Islam yang ditunjuk Khalifah waktu itu adalah Khalid bin Walid yaitu melawan pasukan Romawi yang saat itu dikenal sebagai pasukan terkuat dan terbesar di dunia.

Inilah sebagian dari sejarah yang menjelaskan bahwa tidaklah Islam disebarkan dengan pedang dan perang sebagaimana isu buruk, kebohongan dan fitnah yang disebarkan oleh musuh-musuh Allah. Allahu a'lam.

(Sumber: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.33 Thn.XLI, 19 Syawwal 1435 H/ 15 Agustus 2014 M Azwir B Chaniago)

Post a Comment

 
Top