Rasanya tak berlebihan kalau dikatakan, salah satu kesuksesan kepemimpinan tergantung pada keberhasilan melakukan kaderisasi. Karena itu, kaderisasi lalu menjadi amat penting bagi kelangsungan proses kepemimpinan. Ia memiliki makna mempersiapkan, menawarkan gagasan, dan mengajak orang lain untuk menjadi seperti yang kita inginkan.

Kaderisasi umat secara umum diartikan sebagai usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin hari esok yang tangguh dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas khairu ummah, umat terbaik. Ini sesuai dengan seruan Allah dalam surah Ali Imran 110.

Secara khusus kaderisasi itu bermakna mempersiapkan kader-kader thaifah mutafaqqih fiddin, sekelompok umat yang mengerti agamanya yang sekaligus memiliki jiwa agama. Mereka mengemban misi indzarul qaum, memberi peringatan dan membina umat (surah at-Taubah 123).

Memperhatikan realitas yang ada, secara garis besar para kader umat dapat dibagi menjadi dua. Pertama, ulama (baca: ilmuwan, pemikir, intelektual, penulis, pengamat sosial, dan lain-lain). Kedua, praktisi (baca: pemuka masyarakat, pekerja sosial, pemimpin lembaga-lembaga pendidikan, politik, sosial, ekonomi, dan seterusnya).

Kelompok pertama melakukan pembinaan umat pada umumnya melalui penyajian konsepsi atau hal-hal yang bersifat teoritis daripada hal-hal yang bersifat praktek di lapangan. Sedang kelompok kedua, melakukan tugas-tugas praktek di lapangan yang menyentuh langsung kepentingan umat. Mereka terjun langsung membimbing dan mengarahkan umat.

Dalam menjalankan tugasnya mereka hendaknya berpedoman kepada kepemimpinan Rasulullah sebagaimana termaktub dalam surah at-Taubah 120, yaitu: merakyat, rendah hati, tawadluk; memiliki kepekaan sosial, kepedulian terhadap masalah-masalah umat dan cepat tanggap terhadap segala penderitaan mereka ('azizun 'alaihi ma 'anittum); memiliki wawasan yang luas, tidak mudah puas dengan hasil yang dicapai (harisun 'alaikum); memiliki solidaritas yang tinggi, lemah lembut dan kasih sayang kepada umat (bil mukminiina roufurrahim).

Sebagai kelompok yang di tangannya tergantung keberhasilan kaderisasi umat, maka mereka harus mampu menciptakan iklim kondusif bagi terlaksananya kaderisasi dengan baik; pemantauan terhadap bibit-bibit unggul; dan menanamkan rasa percaya diri dan tanggungjawab yang besar. Dari sinilah barangkali suksesi dan kaderisasi umat dapat diukur.

(sumber:Republika)

Post a Comment

 
Top