mati

Seseorang yang sibuk hanya mengurusi dunia dapat dipastikan dia tidak suka mendengar kata kematian karena takut kalau kesenangan yang dinikmatinya akan hilang tiba-tiba. Sekalipun mengingat mati, dia menganggap kematian itu hanya akan menyebabkan dirinya kehilangan kesenangan dan kenikmatan dunia sehingga dia pasti alergi membicarakan kematian.

Kematian termasuk permasalahan yang sangat besar, namun manusia sekarang telah menganggapnya enteng, tak mau mengenalnya, tak acuh saja, bahkan menantang dengan menjadikannya berbagai tontonan dan tertawaan, seperti yang banyak kita lihat di televisi.

Kematian terucap sebatas di bibir, dianggap tidak bermanfaat untuk direnungkan, padahal maut telah mempertontonkan aksinya melalui musibah beruntun, longsor, kecelakaan darat laut dan udara, berbagai penyakit atau bahkan saat seseorang berada dalam istana yang tinggi dan gedung megah, kematian pasti datang dengan cara yang tak pernah ia duga.

Jarak antara kehidupan dan kematian amatlah tipis, seseorang yang tampak sehat dan tertawa pada siang hari, malamnya mendadak meninggal dunia. Ini menunjukkan bahwa kematian menjemput tiba-tiba, bahkan saat seseorang tengah merencanakan pesta kegembiraan untuk bersenang-senang, tiada yang menyangka akan mengalami musibah. Tak ada seorang pun jika ditanya dia menginginkan kematian dengan cara dirampok seperti itu.

"Katakanlah, `Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya maka sesungguhnya kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS al-Jumu'ah [62]: (8).

Sesungguhnya manusia mesti dipaksa untuk selalu mengingat maut. Bagi mereka yang selalu mengingatnya maka segala musibah dunia akan menjadi mudah, berkurang angan-angan akan harta. Selain itu, mengingat kematian membantunya mengumpulkan harta juga demi untuk akhirat, jujur bekerja, serta tidak menzalimi dan melanggar hak orang lain. Intinya mengingat maut sangat banyak manfaatnya, bahkan mendapatkan pahala, menjadikan orang beruntung karena bersiap menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja, dan ikhlas karena telah bersiap menyambutnya.

Karena hidup di dunia singkat, sedangkan akhirat kekal maka barang siapa yang banyak mengingat kematian, dia akan mendapat banyak kemuliaan, hidayah untuk segera bertobat, bersungguh-sungguh dan senang beribadah.

Perbanyaklah mengingat maut, sekiranya kamu tahu apa yang terjadi pada dirimu setelah kematian, niscaya kamu tidak berselera makan dan minum barang segelas air pun. Siapa yang banyak mengingat mati maka hatinya akan hidup dan kematian menjadi mudah baginya, bahkan Rasululullah SAW bersabda, "Orang yang cerdas adalah mereka yang selalu banyak mengingat kematian."

(sumber:Republika edisi Rabu, 28 Januari 2015 Hal. 25 Oleh Ganda Pekasih)

Post a Comment

 
Top