"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram." (Q.S. Ar-Ra'ddu " : 28)

Hati adalah salah satu anugerah Allah .. yang tidak ternilai harganya bagi manusia . Dengan hati, manusia dapat merasakan suka, duka, bahagia, derita, kecewa, bangga, dan lain-lain. Dengan hati juga manusia dapat membuat kehidupan ini penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Hati adalah keajaiban Sang Pencipta yang senantiasa menuntun manusia pada cahaya kebenaran.

Pada dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap manusia.

Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah ... pun pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa yang masyhur dengan 'amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal  wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah binti Khuwailid.

Ya, dimaklumi saja jika kita sebagai manusia merasakan kegelisahan, gundah gulana, kecemasan ataupun kekhawatiran.

Hati ini, pada dasarnya telah diciptakan bersih oleh Allah ... bersih dari berbagai macam penyakit. Namun, seiring dengna nafas kehidupan yang terus berhembus dan kian menua dalam rimba kehidupan, perlahan hati pun mulai terkontaminasi, terkotori, dan akhirnya menjadi tempat bersemayamnya berbagai macam penyakit, yang salah satunya adalah penyakit gelisah itu tadi.

Geliasah atau cemas, memang satu penyakit hati yang sangat berbahaya namun hampir tidak pernah dipertimbangkan oleh kebanyakan manusia. Karena, biasanya mereka sudah memiliki cara masing-masing untuk menghilangkan gelisah tersebut. Ada yang menghilangkannya dengan cara-cara yang sesuai atau tidak melanggar syariat, namun banyak pula yang menghilangkan penyakit tersebut dengan cara-cara yang menyimpang dari syariat. Akibatnya, gelisah mereka hilang, dosa pun menerkam.

Diantara watak kehidupan dunia adalah kegundahan dan kecemasan yang dialami manusia di dalamnya. Dunia merupakan tempat segala penyakit, kesusahan dan kesulitan. Allah ... telah berfirman : "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" (Q.S. Al-Balad : 4)

Artinya, ia bersedih karena apa yang telah terjadi di masa lalu, cemas menghadapi masa datang dan gundah menghadapi masa sekarang. Suatu hal tidak menyenangkan yang menimpa hati, melahirkan rasa sedih bila sesuatu itu berasal dari masa lalu, melahirkan rasa cemas bila berasal dari masa datang dan melahirkan rasa duka bila berasal dari masa sekarang.

Tingkat kecemasan dan kesedihan hati itu berbeda-beda setara dengan tingkatan iman atau kefasikan dan kemaksiatan yang ada padanya. Hati itu ada dua bagian. Yaitu hati yang merupakan tempat keimanan yang didalamnya ada cahaya, kehidupan, kebahagian, kesenangan dan kebajikan. Sedang hati yang kedua adalah hati yang menjadi tempat bercokolnya Syetan. Kecemasan yang menimpa manusia sangat beragam. Di antara kecemasan ada yang mengindikasikan kebaikan, seperti kecemasan orang alim dalam memecahkan kesulitan yang solusinya diharapkan oleh umat. Termasuk kecemasan yang mulia adalah kecemasan seorang da'i dalam menyiarkan agama dan risalah Tuhan serta mengajak orang menuju jalan hidayah. Juga kecemasan seorang muslim dengan musibah yang menimpa saudaranya di berbagai penjuru dunia. Kecemasan bisa terjadi disebabkan oleh maksiat, seperti kecemasan yang menimpa orang yang telah berbuat dosa semisal membunuh atau berbuat zina. Kecemasan juga bisa disebabkan oleh musibah dunia seperti sakit kronis, anak durhaka, suami selingkuh. Demikian sedikit gambaran tentang berbagai macam duka cita dan kecemasan yang menimpa kita.

Terapi Mengatasi Kecemasan
Pertama, Sabar. Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan  kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya. Allah ... berfirman : "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" (Q.S. Al-Baqarah :153).

Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi. Ujian yang Tuhan berikan kepada kita itu sebenarnya untuk menguji keimanan kita. Jika kita sabar melewati cobaan dan ujian akan meningkatkan level iman kita. Bukankah Allah itu menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Jika ujian itu datang padanya, berarti Allah yakin kita bisa melewatinya.

Kedua, Iman dan Amal Shalih
Di antara terapi mengatasi kecemasan adalah dengan bersenjatakan iman dan amal shalih. Sebagaimana firman Allah .. : "Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki atau perempuan dalam keadaan beiman, maka Kami akan berikan padanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (Q.S. An-Nahl  : 97)

Karena dengan iman yang benar, pasti mereka akan menghadapi segala kesusahan dan bahaya dengan sikap melawan apa yang bisa dilawannya, memperingannya dan sabar bila tidak menemukan jalan keluar.

Ketiga, Menyakini sebagai Penghapus Dosa
Lalu terapi berikutnya adalah melihat pada pengampunan dosa dan peningkatan derajat yang akan diperoleh ketika ditimpa musibah. Rasulullah ... telah bersabda : "Tidaklah seorang muslim ditimba musibah, kesusahan, kesulitan, kesedihan dan penyakit hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah menghapus sebagian dosanya." (H.R. Bukhari)

Hendaknya orang yang cemas tahu bahwa musibah yang menimpanya itu tidak akan sia-sia. Sebaliknya sangat bermanfaaat dalam menghapus dosanya.

Keempat, Mengenal Hakikat Kehidupan Dunia
Seorang muslim tahu bahwa dunia ini fana, perhiasannya sedikit dan kenikmatan di dalamnya kotor tidak jernih. Seorang mukmin itu terpenjara di dunia, sebagaimana sabda Nabi ... : "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir" (H.R. Muslim). Dunia adalah tempat segala kesulitan, kesengsaraan dan rasa sakit. Dengan memahami hakikat dunia ini, seorang muslim dapat meringankannya dari tekanan musibah, pedihnya kesusahan dan pahitnya kecemasan. Karena it tahu bahwa semua hal itu pasti terjadi lantaran semua itu adalah tabiat watak  kehidupan di dunia.

Kelima, Bertawakal Kepada Allah
Terapi lainnya adalah bertawakal kepada Allah ... dan menyerahkan perkara kepada-Nya. Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini.

Dirinya harus sadar bahwa dia tidak akan bisa mengelak dari takdir-Nya meski satu langkah, maka dia akan bersimpuh di hadapan Tuhannya dan menyerahkan urusan kepada-Nya. Dia akan melemparkan diri sebagai seorang hamba sahaya yang lemah di hadapan Tuannya Yang Maha Perkasa. Karena Allah ... memiliki kuasa sepenuhnya untuk mengatur hamba menurut kehendak-Nya. Itulah di antara terapi-terapi yang bisa dilakukan oleh kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi berbagai kecemasan yang sering menimpa kita dalam hidup ini.  Semoga bermanfaat. Wallahu A'lam.

Alfi Nur Hasan, amd

Post a Comment

 
Top