Kejayaan Islam pernah disokong kuat oleh para cendekiawan Muslim non-Arab. Mereka berkonstribusi besar dalam mengembangkan keilmuan Islam pada abad pertengahan. Torehan brilian di berbagai bidang keilmuan mendapat pengakuan dari dunia luar.

Dalam Muqaddimah-nya, Ibnu Khaldun menegaskan bahwa justru ilmuwan-ilmuwan pada masa itu didominasi oleh non-Arab, mereka ada yang datang dari Turki, Asia Tengah, Iran, dan India.

Nama-nama cendekiawan besar, seperti Ibnu Sina, al-Farabi, Abu Hamid al-Ghazali, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Ibnu Firnas, dan lain sebagainya adalah contoh bahwa siapa pun berpeluang besar membangun kegemilangan peradaban Islam. Karya-karya mereka masih lestari hingga kini, sebagiannya bahkan masih menyisakan misteri yang belum terungkap hingga kini. Berikut ini jejak terakhir peristirahatan sejumlah ulama tersebut:

makam al-farabi


Al-Farabi
Tokoh bernama Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi ini berasal dari Kazakhstan. Ibunya berdarah asli Turki. Filsuf terkemuka dengan karyanya yang terkenal, al-Madinah al-Fadhilah.
Karya-karya Alpharabius ini, begitu Barat mengenalnya, meliputi logika, matematika, kosmologi, teologi, dan politik kenegaraan. Kepakarannya menguasai filsafat Yunani dari Plato dan Aristoteles berujung pada penyandangan gelar sebagai muallim at-tsani.
Ia wafat pada 950 M pada masa Khalifah al-Mu'thi, Dinasti Abbasyah dan dimakamkan di Damaskus, Suriah, pada usia 80 tahun.

makam al-bukhari

Bukhari
Makam ini terletak di Bukhara, Uzbeksitan, tempat Imam Bukhari dilahirkan. Tokoh bergelar amirul mu'minin fi al-hadits ini berjasa besar dalam kodifikasi hadis-hadis Rasulullah SAW. Selama lebih dari 16 tahun ia mengunjungi kota-kota pusat peradaban Islam untuk mengumpulkan dan meneliti hadis.

Mulai dari Basrah, Mesir, Makkah, Madinah, hingga ke Asia Barat. Ia bertemu dengan 80 ribu perawi. Dari merekalah dia mengumpulkan dan menghafal satu juta hadis. Karya monumentalnya di bidang hadis ialah al-Jami' as-Shahih, yang memuat 9.082 hadis sahih dengan kriteria ketat di kitabnya itu.

makam ibnu sina

Ibnu Sina
Makam ini tertetak di Hamadan, Iran. Tokoh yang dikenal dengan Avicenna di dunia Barat ini lahir di Bukhara, kini wilayah Uzbekistan. Sebagian besar karyanya membahas tentang kedokteran.

Salah satu mahakaryanya adalah al-Qanun fi at-Thib yang menjadi referensi ilmu kedokteran selama berabad-abad. Ibnu Sina didaulat sebagai Bapak Pengobatan Modern. Selama masa hidupnya ia menulis 276 karya.

Sebanyak 68 di antaranya tersebar di berbagai perpustakaan di Barat dan Timur. Dunia mengakui kontribusi cendekiawan Muslim ini. Pada 1978 UNESCO menggelar festival memperingati 100 tahun kelahiran Ibnu Sina.

(sumber:Republika edisi Minggu, 5 Juli 2015 Hal. 13 Oleh Nashih Nashrullah)

Post a Comment

 
Top