tamu Allah

Melaksanakan ibadah haji merupakan undangan Allah SWT. Hal ini dapat dipahami dari sebutan kepada calon haji yaitu dengan sebutan duyufurrahman yang artinya tamu Allah yang Maha Penyayang.

Haji sebagai undangan Allah SWT juga dapat kita pahami dari kalimat talbiah, "Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariikalaka labbaik. Innal hamda wanni'mata laka wal mulk laa syariikalak." (Aku datang ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Kusambut panggilan-Mu yang tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu).

Menunaikan rukun Islam yang kelima bukanlah perjalanan biasa, bukan menuju tempat sembarang, dan bukan pula untuk memenuhi undangan seorang makhluk, melainkan merupakan perjalanan suci menuju tempat yang suci guna memenuhi undangan atau panggilan yang Maha Pencipta, yakni Allah SWT.

Agar layak menjadi tamu undangan Allah Yang Maha Penyayang, hendaknya jamaah haji meniatkan keberangkatannya ke Tanah Suci semata-mata untuk memenuhi undangan atau panggilan-Nya. Jangan sekali-kali tertanam dalam diri kita ada niat selain itu karena akan berdampak besar pada penyambutan Allah SWT.

Hal pertama yang harus dilakukan jamaah haji untuk memantapkan niat ini adalah dengan memahami dan merealisasikan kalimat talbiah. Dalam surah al-Baqarah [2] ayat 196, Allah SWT berfirman, "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah...."

Kedua, bersihkan badan kita dengan tobat dan istigfar agar diri kita bersih dan suci dari dosa. Itu karena yang akan kita datangi adalah Zat yang Mahasuci. Sungguh tidak layak jika kita menghadap kepada yang Mahasuci, sedangkan badan dan pakaian kita kotor bernoda dan dosa.

Ketiga, kenakanlah pakaian yang terbaik yang pantas dikenakan. Jangan mengenakan pakaian yang kotor dengan dosa atau mengenakan pakaian kesombongan karena hal untuk ini akan mendatangkan penolakan dari-Nya. Pakaian yang harus dikenakan oleh jamaah adalah pakaian ketakwaan.

Allah SWT berfirman, "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan, pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." (QS al-A'raf [7] : 26).

Keempat, berbekallah dengan bekal yang banyak dan terbaik. Bekal terbaik yang harus dipersiapkan dan dibawa oleh jamaah haji adalah bekal takwa. Hal ini seirama dengan firman Allah SWT yang termaktub dalam Alquran surah al-Baqarah [2] ayat 197, "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."

Kelima, pergunakanlah kendaraan yang pantas. Kendaraan yang pantas kita pakai adalah kendaraan kesabaran dan kesyukuran. Ali bin Abi Thalib berkata, "Allah menyayangi seseorang yang mempergunakan kesabaran sebagai kendaraan hidupnya dan takwa sebagai bekal kematiannya. Wallahu'alam.

(sumber:Republika edisi Sabtu, 29 Agustus 2015 Hal. 7 Oleh Moch Hisyam)

Post a Comment

 
Top