Abu Hurairah meriwayatkan hadis yang menyebutkan, "Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda, `Ketika seseorang meninggal dunia, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.'" (HR Tirmidzi).

Hadis ini menegaskan kepada kita bahwa semua pahala amal seseorang itu akan terputus ketika ia meninggal dunia. Ia tidak bisa lagi mendapat pahala dari membaca Alquran, ia tidak bisa lagi mendapat pahala dari shalat lima waktu, ia tidak bisa lagi mendapat pahala dari shalat sunah, ia tidak bisa lagi mendapat pahala dari membayar zakat, memberi sedekah, dan dari ibadah-ibadah yang lain. Alasannya, karena ia sudah tidak bisa dan tidak sanggup lagi melakukan ibadah-ibadah tersebut.

Namun, ketika seseorang sudah tidak bisa melakukan ibadah yang bisa mendatangkan pahala bagi dirinya sendiri, Allah memberikan kemurahan bagi hamba tersebut. Yakni caranya dengan menawarkan pahala ibadah yang bisa menjadi investasi abadi.

Pertama, sedekah jariah. Sedekah jariah adalah sedekah yang manfaatnya bisa dinikmati oleh orang yang masih hidup. Dampaknya adalah pahala sedekah tersebut terus mengalir untuk orang yang memberi sedekah walaupun ia sudah mati.

Seperti orang yang membangun tempat ibadah berupa masjid atau mushala, orang yang membangun sekolah atau madrasah, atau orang memberikan sebidang tanahnya untuk dijadikan jalan raya. Ketika orang itu masih hidup, ia sudah mendapat pahala dari sedekahnya tersebut, setelah meninggal dunia pun ia tetap memperoleh pahala dari amal ibadahnya itu.

Kita ambil contoh dari orang yang bersedekah jariah berupa masjid. Selama masjid itu digunakan masyarakat untuk dijadikan tempat ibadah, maka orang yang memberi sedekah akan tetap mendapat aliran pahala dari setiap ibadah yang dilakukan di masjid itu.

Misalnya, ada orang membaca Alquran di masjid itu, maka orang yang membangun masjid akan mendapat pahala yang sama dengan pahala orang yang membaca Alquran di masjid tersebut. Yakni, setiap membaca satu huruf ia akan mendapat kebaikan, dan setiap kebaikan akan mendapat 10 kebaikan yang sama. Jika orang yang berada di masjid itu melakukan shalat berjamaah, maka orang yang membangun masjid itu akan mendapat pahala shalat berjamaah sebagaimana yang didapat oleh masing-masing orang yang shalat di masjid itu. Dan begitu seterusnya.

Kedua, ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang tidak sekadar diketahui, tapi juga dipraktikkan dan berguna untuk sesama manusia. Misalnya, seorang guru yang memberitahu muridnya bahwa memberi sedekah kepada orang lain itu akan mendapat pahala sebanyak 700 kali sebagaimana firman Allah dalam QS al-Baqarah ayat 261.

Kemudian sang murid melaksanakannya, maka sang guru akan mendapat pahala sebagaimana yang didapat oleh sang murid. Jika sang murid mengajarkannya kepada orang lain, kemudian orang itu juga melaksanakannya, maka sang murid dan gurunya juga akan mendapat pahala yang sama dengan orang itu. Begitu seterusnya sampai hari kiamat.

Ketiga, anak saleh yang mendoakan orang tuanya. Orang tua yang mendapat karunia berupa anak, apalagi anak saleh yang mendoakan kebaikan untuknya, termasuk orang yang beruntung. Hal ini karena walaupun meninggal, sang orang tua akan tetap mendapat siraman pahala dari Allah berkat doa anaknya tersebut.

 

(sumber:Republika edisi Senin, 1 Februari 2016 Hal. 1 Oleh Abdul Syukur)

Post a Comment

 
Top