Hari Sabtu dan Ahad telah tiba. Saatnya libur setelah lima hari bekerja. Siang itu, saya mencari tukang sol sepatu di sekeliling rumah. Tak menemukan, akhirnya mencoba keluar rumah lebih jauh.

Dari kejauhan tampak seorang tukang sol sepatu sedang serius mengesol sepatu ibu-ibu. Setelah selesai, saya lihat ibu itu bertanya, "Berapa Pak biayanya?" "Terserah Ibu mau memberi berapa, saya terima," jawab tukang sol sepatu. Akhirnya ibu itu mengeluarkan uang Rp 10 ribu untuk dua sol sepatu lalu pergi dengan mobilnya. Melihat kejadian itu, saya terdiam dan keheranan. Lalu saya mendekati bapak tukang sol sepatu tersebut.

"Mengapa Bapak tidak menyebut angka ketika ditanya berapa biayanya?" Tanyaku penasaran. "Begini Mas, saya mengesol sepatu sudah lebih dari 10 tahun. Bersepeda onthel dari satu tempat ke tempat lainnya. Niat saya hanya satu, ingin membantu banyak orang. Jika dikasih uang diterima. Tidak dikasih juga tak apa-apa," ucapnya. Saat itu juga saya dibuat kagum oleh tukang sol sepatu ini.

Baru kali ini saya bertemu orang yang bekerja tak meminta apa-apa. Bahkan, niatnya hanya untuk membantu sesama. Niat inilah yang menurut saya mampu membesarkan bisnis jasa tukang sol sepatu sehingga hidupnya terasa tanpa beban. Kebahagiaan terpancar sekali dari raut mukanya ketika membantu sesama. Bahkan, dikatakannya, tiga anaknya semuanya sudah lulus sarjana berkat usaha jasa sol sepatu.

Apakah ini yang dinamakan pertolongan Allah yang tidak diduga sebelumnya? Wallahu a'lam. Saya ingat hadis Nabi SAW yang artinya: "Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong sesamanya." (HR Muslim). Apakah ini yang sedang dijalankan bapak penjual sol sepatu itu? Bagi saya, memang benar! Karena itulah, kita semua harus becermin dari bapak tukang sol sepatu itu.

Sudahkah kita sebagai manusia suka menolong sesama. Bahkan, tak diminta pun akan menolong ketika sesama kita (Muslim) memerlukan bantuan? Inilah pesan penting dari ayat, "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS al-Hujurat: 10).

Problem menolong sesama Muslim akhir-akhir ini hanya sebatas ketika terjadi bencana alam semata. Padahal, bencana yang mahadahsyat sebenarnya adalah ketika kemiskinan dan kebodohan masih berada di sekeliling kita. Namun, kita diam tak mau menolongnya. Dari sinilah, ketulusan dan panggilan hati untuk menolong sesama diuji.

Seberapa pedulikah kita pada tetangga sekitar yang masih berada dalam kubangan kemiskinan dan kebodohan. Kita semua diingatkan oleh keikhlasan dan ketulusan seorang tukang sol sepatu. Bahkan, sebagian kita mungkin tertampar oleh ketulusan sikapnya.

Kita lebih suka menuntut hak tinggi tanpa diimbangi dengan kewajiban yang memadai. Kita lebih sering menuntut hak dulu tanpa mendahulukan kewajiban. Akibatnya, keberkahan kerja dan kebahagiaan hidup terasa jauh dan sulit dinikmati. Padahal, jika niat kita baik dan benar maka hidup pun akan terasa ringan.

Mari perbaiki niat hidup dan bekerja kita masing- masing. Belum terlambat karena memang segalanya kembali kepada niat kita masing-masing. Inilah kisah sederhana dari seorang tukang sol sepatu yang hidupnya patut kita teladani.

 

(sumber:Republika edisi Rabu, 27 Januari 2016 Hal. 12 Oleh  Abdul Muid Badrun)

Post a Comment

 
Top