Salah satu sifat tercela dan sangat berbahaya menurut Islam adalah dengki (hasad). Penyakit dengki tidak hanya buruk bagi pelakunya, tetapi juga berbahaya bagi orang lain. Bagi pelakunya, penyakit dengki melahirkan sikap iri hati dan benci terhadap orang yang menjadi objek kedengkiannya.

Jiwa pendengki itu selalu menderita dan resah karena tidak pernah merasa bahagia ketika melihat orang lain bahagia. Pendengki juga sering kali gagal mensyukuri nikmat Allah karena nikmat yang didapat orang lain itu, menurutnya, lebih pantas diterimanya. Pendengki cenderung egois karena merasa dirinyalah yang paling pantas mendapat kenikmatan.

Dengki sangat berbahaya bagi sang pelaku karena dapat menghanguskan amal kebaikan. Nabi SAW bersabda, "Hasad itu melahap semua kebaikan, sebagaimana api melahap kayu bakar. Sedangkan, sedekah itu memadamkan dosa, sebagaimana air memadamkan api" (HR Ibn Majah). Sejarah membuktikan bahwa karena dengki, putra Nabi Adam AS, Qabil, tega membunuh saudaranya kembarnya, Habil, lantaran kurbannya tidak diterima oleh Allah SWT. (QS al-Ma'idah [5]: 30).

Sebagai akhlak tercela, dengki dapat menjerumuskan pelaku kepada perbuatan yang lebih hina dan tidak berperikemanusiaan. Misalnya, pendengki dapat saja memusuhi bahkan membunuh orang lain yang menjadi rivalnya. Pendengki selalu tidak rela dan tidak senang melihat orang lain senang, sebaliknya pendengki senang melihat orang lain susah dan menderita. Seolah-olah kenikmatan dan kebahagiaan itu hanya miliknya sendiri.

Dengki merupakan senjata yang sering digunakan setan untuk memprovokasi manusia agar saling bermusuhan, membenci, dan mendendam satu sama lain. Permusuhan karena dengki tidak jarang melibatkan "kekuatan tertentu", misalnya, dukun santet atau tukang teluh untuk menyerang dan menghabisi lawan bisnis atau politik yang didengkinya.

Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyyah, pilar kekufuran itu ada empat, yaitu takabur (sombong, arogan), dengki, marah, dan syahwat. Takabur menghalangi pelakunya bersikap patuh. Dengki menyebabkan tidak mau menerima dan memberi nasihat. Marah menjadi penyebab berlaku tidak adil. Sedangkan, syahwat menjadi penghalang fokus dalam beribadah.

Menurut al-Mawardi, penyebab penyakit dengki itu ada tiga, yaitu kebencian, ketidakberdayaan, dan kemurkaan. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki.

Menurut Ibn Qayyim, ada 10 tips penangkal bahaya dengki dan para pendengki. Pertama, memohon perlindungan kepada Allah, antara lain, dengan membaca surat al-Falaq tersebut sebelum tidur. Kedua, bertakwa kepada-Nya dengan senantiasa melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ketiga, bersabar dalam menghadapi pendengki dengan tidak mengeluh. Keempat, bertawakal kepada Allah.

Kelima, mengosongkan hati dan pikiran dari sifat dengki. Keenam, selalu menerima ketetapan Allah dengan ikhlas. Ketujuh, bertaubat hanya kepada Allah dari segala dosa. Kedelapan, memperbanyak sedekah dan berbuat baik (ihsan) semaksimal mungkin. Kesembilan, memadamkan api dengki dengan berbuat baik kepada sang pendengki.  Ke-10, memurnikan tauhid dengan senantiasa meyakini bahwa yang dapat mendatangkan manfaat dan bahaya hanyalah Allah SWT.

 

(sumber:Republika edisi Sabtu, 19 Maret 2016 Hal. 12 Oleh Muhbib Abdul Wahab)

Post a Comment

 
Top