Setiap yang bernyawa pasti akan mati (QS Al-Imran: 185). Kita tak bisa lari dari kematian karena Allah SWT yang berkuasa menghidupkan dan mematikan seluruh makhluk-Nya.

Allah berfirman, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan," (QS Al- Jumu'ah: 8).

Guru juga pasti akan mengalami kematian. Yang mesti direnungi, warisan apa yang bisa diberikan guru kepada para murid sebelum kematian datang menjemput? Ilmu bermanfaat dan inspirasi keteladanan.

Pepatah Melayu mengatakan, "Carilah ilmu dengan ilmu. Praktikkan ilmu dengan perilaku. Luruskan ilmu dengan iman." Ilmu tinggi, perilaku baik, alhamdulillah. Ini namanya sudah gaharu cendana pula. Maslahatnya pasti untuk banyak pihak.  Tetapi, jika ilmu tinggi perilaku buruk, sungguh celaka. Inilah kejahatan orang-orang pandai. Pintar tapi ngakali orang lain. Luruskan ilmu dengan iman, artinya hanya dengan bantuan agama, guru akan tahu ilmunya itu bisa rusak dan merusakkan.

Tanpa iman, bisa jadi guru tak paham telah mempelajari ilmu yang tak bermanfaat. Maka, guru harus sadar sepenuhnya bahwa ilmu yang dipelajari dan diajarkannya harus benar-benar bermanfaat dalam perspektif syariat Islam.

Zaid bin Arqam berkata, "Rasulullah SAW selalu memohon kepada Allah dalam doanya. `Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan doa yang tidak diijabah.'" (HR Imam Muslim).

Selain ilmu yang bermanfaat, inspirasi keteladanan adalah warisan terakhir guru untuk para murid. Guru tak cukup bisa jadi contoh bagi murid. Sebab, contoh ada yang baik dan juga ada yang buruk.

Banyak guru pandai memberi contoh kepada murid, tetapi sedikit guru yang bisa menjadi contoh baik bagi murid. Maka, guru mesti total berikhtiar agar bisa menjadi sosok teladan. Sebab, teladan itu mustahil buruk. Teladan itu pasti baiknya.

Sebaik-baik teladan dari pribadi seorang guru adalah sosok yang jujur dan bisa memegang amanah sebagai pengajar dan pendidik.  Rasulullah bersabda, "Empat perkara, jika semuanya terdapat pada dirimu, maka engkau akan selamat (dari bencana), yaitu menjaga amanah, bersikap jujur, baik budi, dan halal-bersih dalam makanan". (HR Ahmad-Baihaqi).

Inspirasi keteladanan tak lahir karena kecerdasan dan kemampuan retorika guru yang memukau, tetapi karena integritas guru yang teruji dalam hidupnya (QS Ash-Shaff: 2-3).

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh (HR Muslim). Melalui aktivitas mengajar dan mendidik, semoga para guru bisa istiqamah melakukan amalan-amalan terbaik yang tak putus pahala kebaikannya dan bisa menjadi bekal untuk kehidupan setelah ajal menjemput. Sebab, hakikatnya menjadi guru adalah investasi untuk kehidupan akhirat kelak. Wallahu a`lam.

 

(sumber:Republika edisi Senin, 22 Februari 2016 Hal. 1 Oleh Asep Sapa'at)

Post a Comment

 
Top