Dalam surah al-Mudatsir ayat 42-45, Alquran dengan sangat menarik menceritakan perbincangan di antara para penghuni surga dan penghuni neraka pada Hari Kia mat. Penghuni surga bertanya kepada penghuni neraka, "Apa jalan yang membawamu masuk neraka?" Penghuni neraka kemudian menjawab, "Dulu kami tidak termasuk golongan orang shalat. Dan, kami tidak memberi makan orang miskin. Dan, kami menggunjing bersama para penggunjing' (QS al-Mudatsir: 42-45).

Dalam Ayat ini, Alquran menjelaskan sedikitnya ada tiga jalan menuju neraka yang harus dihindari oleh manusia beriman. Jalan pertama masuk neraka ialah meninggalkan shalat. Nabi SAW sudah mewanti-wanti dengan keras bahwa perbedaan Muslim dan kafir dapat dilihat dari shalat atau tidaknya seseorang.

Terkait hal ini Nabi bersabda, "Perbedaan kafir atau tidaknya seseorang berdasarkan pada shalatnya."(HR Bukhari). Namun, perlu diperhatikan bahwa melaksanakan shalat saja tidak cukup untuk jaminan terhindar dari siksa neraka. Artinya, harus ada pengejawantahan nilai-nilai yang terkandung dalam shalat.

Shalat itu menyimbolkan dua hubungan sekaligus; pertama, hubungan baik kita dengan Allah yang disimbolkan dengan takbiratul ihram. Kedua, hubungan baik kita dengan manusia yang disimbolkan dengan menengok ke kanan dan ke kiri, salam di akhir shalat.

Jadi, jalan kedua masuk neraka ialah orang yang mengindahkan simbol pertama, namun mengabaikan simbol kedua. Karena itu, jalan kedua yang membawa seseorang masuk ke neraka harus diperhatikan juga; tidak memberi makanan kepada orang miskin. Bila ada seorang Muslim memberi makan orang miskin tetapi tidak salat, ia akan masuk neraka Saqar.

Juga, bila ada orang Islam yang suka shalat tetapi tidak pernah memberi makanan kepada orang miskin, dia pun akan masuk neraka Saqor. Jadi, jalan kedua masuk neraka ialah tidak memiliki kepedulian sosial dan tidak peka terhadap problem kemasyarakatan. Dengan demikian, agar terhindar dari masuk neraka ialah kita harus memiliki sikap kepedulian sosial yang tinggi dan peka terhadap problem ketimpangan sosial.

Jalan ketiga ialah menggunjing orang lain. Menurut para ahli tafsir perbuatan yang termasuk dalam kategori ini ialah mengadu domba, menyakiti hati orang lain, atau menyebarkan desas-desus. Melakukan obrolan-obrolan semacam ini akan melapangkan jalan bagi seseorang untuk masuk neraka.

Dalam Alquran disebutkan, kalau kita mendengar obrolan semacam itu, "janganlah kamu duduk bersama mereka sampai obrolannya pindah kepada topik yang lain" (QS al-Nisa: 140). Jika seorang Muslim melakukan itu, meski ia shalat dan memberi makan orang miskin, ia tetap akan masuk neraka.

Ketiga jalan masuk neraka yang disebut Alquran ini merupakan peringatan sekaligus nasihat untuk melakukan sebaliknya agar kita masuk surga. Pertama, melaksanakan shalat, baik sunah maupun wajib. Kedua, sering berderma kepada kaum papa dan peduli kepada problem ketimpangan sosial. Ketiga, melakukan hubungan baik dengan orang lain dengan tidak mengadu domba, menyakiti hati orang lain, atau menyebarkan desas-sesus. Allahu a'lam.

 

(sumber:Republika edisi Sabtu, 20 Februari 2016 Hal. 12 Oleh Abdul Aziz)

Post a Comment

 
Top