"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (Q.S. Ash-Shaafat : 102)

Salah satu ritual agama yang sangat tua dan diabadikan oleh Al-Qur'an sebagai salah satu ibadah besar dalam Syariat Islam adalah perayaan Qurban. Perayaan Qurban dalam syariat Islam diyakini sebagai lanjutan dari syariat agama Nabi Ibrahim.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an ketika menceritakan kisah pengorbanan Isma'il, "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (Q.S. Ash-Shaafat : 102)

Nabi Ibrahim ... tidak hanya diakui umat Islam sebagai nenek moyang Nabi Muhammad dari garis Ismail, putra Nabi Ibrahim dari Siti Hajar. Tetapi diakui juga oleh kaum Yahudi dan Kristen sebagai nenek moyang Nabi-Nabi mereka dari garis keturunan Ishaq, putra Nabi Ibrahim dari Siti Sarah. Karena itu tradisi berqurban juga diperlihara kaum Yahudi dan Kristen.

Di dalam agama Yahudi di kenal bermacam jenis pengorbanan dengan hewan ternak ataupun dengann makanan sesuai dengan tujuan mereka berkorban. Seperti korban bakaran untuk penebusan dosa dengan anak sapi atau domba, korban mensyukuri nikmat Tuhan, korban berupa persembahan berupa makanan, roti atau susu, dan sebagainya.

Di dalam tradisi agama Nashrani juga dikenal korban persembahan yang berupa roti dan anggur yang telah disucikan oleh para pendeta mereka yang diyakini sebagai pengorbanan daging dan darah Yesus.
Sebenarnya tradisi berqurban dalam pengertian mempermbahkan hewan ataupun jenis kekayaan yang lain sebagai persembahan kepada Tuhan sudak dikenal sejak generasi yang pliang awal dari umat manusia ini. Yaitu sejak kedua putra Adam bertengkar lalu mereka diperintah menyerahkan qurban kepada Allah. Al-Qur'an mencertiakan kejadian itu, "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa". (Q.S. Al-Maidah : 27)

Siapa sebenarnya kedua putra Adam itu? Ada mufassir yang berpendapat bahwa mungkin saja yang dikmaksud "dua anak Adam itu" adalah anak cucu Adam yang sudah jauh keturunannya dari Adam. Karena semua manusia sering disebut sebagai "Anak-Anak Adam". Akan tetapi mayoritas ulama tafsir menyakini bahwa keuda putra Adam itu benar-benar anak Nabi Adam secara langsung.

Ini sesuai dengan arti lahiriyah dari teks ayat Al-Qur'an di atas dan mendapat penguat dari kitab Perjanjian Lama atau Taurat sebagaimana termaktub dalam Kitab Kejadian Pasal yang keempat. Bahkan dalam Taurat disebutkan bahwa naam kedua anak Adam yang bertengkar itu adalah Qabil dan Habil. Dan penyebab perselisihan mereka adalah karena masalah perebutan calon istri.

Cerita  itu berakhir dengan pembunuhan yang dilakukan Qabil kepada adiknya, Habil. Lalu ia menjadi kebingungan cara memperlakukan mayat adik kandungnya itu sehingga Allah mengirim dua ekor burung gagak yang beradu hingga mati salah satunya. Kemudian gagak yang hidup itu mengali tanah dan menguburkan bangkai lawannay. Barulah Qabil dapat inspirasi cara memperlakukan mayat Habil itu. Ia menggali tanah dan menguburnya.

Inilah peristiwa qurban dan sekaligus juga kasus pembunuhan yang pertama dalam sejarah manusia. Imam Ahmad menriwayatkan hadits bahwa Nai ... bersabda, "Setiap ada pebunuhan secara dzalim di dunia ini maka Qabil memperoleh bagian dari dosanya". Hal itu dikarenakan dialah yang pertama memberi teladan pembunuhan jahat kepada umat manusia. Sedang siapa yang memberi teladan; baik atau buruk, akan memperoleh balasan pahala atau dosa sebanyak orang yang menirunya tanpa mereka dikurangi dari pahala atau dosa mereka masing-masing.

Jika memperhatikan awal mula tradisi berkurban ini, maka dapat difahami mengapa hampir pada setiap umat pemeluk agama apapun di dunia ini, baik itu agama samawi atau agama budaya, seperti animisme-dinamisme dan agama primitif lainnya, senantiasa mengenal upacara berqurban. Meskipun dalam prakteknya berbeda beda sesuai dengan keyakinan dan tujuan masing-masing.

Dapat dipastikan bahwa memang upacara ritual berqurban bagi Tuhan itu adalah tradisi agama yang sudah ada sejak generasi pertama manusia sehingga manusia yang merupakan anak cucu Adam ini masih mewarisi tradisi tersebut walau pun sudah sangat jauh terjadi perubahan dan penyimpangan. Disamping itu juga memang ada naluri tersembunyi dalam jiwa manusia yang selalu ingin menunjukkan rasa syukur. Kesetiaan dan pengabdiaannya kepada Tuhan dengan wujud konkrit berupa pengorbanan harta benda. Kemudian syariat Islam datang meneguhkan kembali semangat dan tradisi qurban itu sekaligus meluruskan nya dari berbagai penyelewengan dalam niat dan tatacaranya. Al-Qur'an menegaskan, "Daging-daging dan darahnya (hewan qurba) itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya." (Q.S. Al-Hajj: 36)

Maka syariat Islam mengatur dengan jelas pelaksanaan Qurban  itu, Baik tatacara formalnya, waktu pelaksanaan, jenis hewean qurban, manfaat dan tujuan, serta semangat dan hikmah filosofinya. Sehingga qurban menjadi syariat persembahan kepada Tuhan [Allah] yang berdiri tegak di atas pondasi Aqidah Tauhid yang sekaligus memberi dampak kemaslahatan bagi kehidupan sosial umat manusia. Terutama dalam membangun semangat solidaritas kaum kaya terhadap nasib kaum dhu'afa. Wallahu A'lam

DR. Jeje Zainuddin, M.Ag
Sekretaris Majelis Fatwa dan Pusat Kajian Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia

Post a Comment

 
Top